Ibas Mundur dari DPR, Fokus Urus Demokrat

Ibas Mundur dari DPR, Fokus Urus Demokrat

JAKARTA - Kisruh internal Partai Demokrat (PD) berimbas pada Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas. Putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengundurkan diri dari anggota DPR. Dia akan berkonsentrasi dalam jabatan Sekjen PD. Alasan keluarga juga menjadi pertimbangan Ibas untuk mundur. \"Secara resmi saya mengundurkan diri dari keanggotaan saya di DPR RI,\" ujar Ibas dalam keterangan pers di kantor Fraksi PD di gedung parlemen kemarin (14/2). Ibas menggelar keterangan pers pengunduran diri tepat pada pukul 12.00. Dia yang mengenakan baju biru bergaris-garis itu tiba setengah jam lebih awal dari jadwal. Dengan membaca beberapa lembar kertas, Ibas menyatakan alasan-alasan pengunduran dirinya. Ibas membuka jumpa pers dengan menyinggung pemberitaan bahwa dirinya tidak menandatangani presensi pada sidang paripurna Selasa (12/2), termasuk tidak melakukan identifikasi sidik jari pada momen yang sama. Menurut Ibas, peristiwa sebenarnya tidak seperti itu. \"Saya benar-benar menandatangani daftar hadir sekaligus melakukan finger identification (presensi sidik jari, red),\" ujarnya. Menurut Ibas, tidak ada niat untuk membolos dalam sidang paripurna. Saat itu sidang paripurna belum dimulai. \"Maka, saya naik ke ruang saya di lantai 9 untuk melakukan pembicaraan sesama anggota DPR,\" ujarnya. Ibas mengungkapkan, aktivitas yang dilakukannya berhubungan dengan tugas dan pekerjaan yang penting. PD akan melaksanakan rapat pimpinan nasional (rapimnas) pada Minggu (17/2). Sebagai Sekjen, Ibas harus melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan rapimnas tersebut. \"Dengan demikian, saya memang tidak bisa mengikuti sidang paripurna DPR hari itu,\" ujarnya. Karena itu, Ibas mengaku khilaf dan meminta maaf kepada pimpinan DPR dan ketua Fraksi PD. Dia mengakui beberapa hari ini menghadapi permasalahan berat. Hal tersebut terkait dengan tugas penyelamatan PD yang elektabilitasnya sedang merosot. \"Sebagai Sekjen partai, tentu saya ikut bertanggung jawab dan harus bekerja sangat keras untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan partai itu,\" ujarnya. Ibas sadar, Ketua Majelis Tinggi SBY tidak mungkin terus-menerus menghabiskan waktu untuk menyelamatkan partai. Ketua majelis tinggi pasti akan mengutamakan tugas sebagai kepala pemerintahan sebagaimana yang dilakukan selama ini. \"Sementara itu, saya juga menghadapi persoalan atas keluarga saya,\" ujarnya. Ibas mengaku putra pertamanya, Airlangga Satriadhi Yudhoyono, sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). \"Esok hari (hari ini, red) akan menjalani tindakan medis atau operasi karena gangguan pada pencernaan,\" ujarnya. Ibas meminta maaf jika tugasnya sebagai anggota DPR menjadi terganggu. Di sisi lain, sebagai Sekjen PD, dia memiliki tanggung jawab yang tidak ringan. Dengan didasari pertimbangan yang mendalam, Ibas menyatakan resmi mundur dari anggota DPR. \"Selanjutnya saya akan berkonsentrasi untuk menjalankan tugas sebagai Sekjen Partai Demokrat, yang di hari-hari mendatang akan banyak menyita waktu, pikiran, dan energi saya secara keseluruhan,\" ujarnya. Ibas menilai, jika dirinya masih menjadi anggota DPR, hampir pasti tugasnya sebagai Sekjen tidak akan berjalan dengan baik. Keputusan mundur itu, menurut Ibas, merupakan langkah yang meringankan beban dan persoalan fraksi. \"Dengan demikian, saya tidak akan memberikan beban dan persoalan kepada Fraksi Demokrat DPR yang tidak kecil tantangannya,\" ucapnya. Ibas berharap dan bertekad bisa merampungkan tugas dan kewajibannya sebagai Sekjen hingga selesai Pemilu 2014. \"Surat pengunduran diri saya sebagai anggota DPR ini akan saya sampaikan hari ini (14/2) juga kepada ketua DPR, ketua umum Partai Demokrat, ketua Fraksi Demokrat, dan ketua komisi I,\" tandasnya. Di bagian akhir jumpa pers, Ibas langsung mengucap salam pamit. Dia lantas menuju ruang Ketua DPR Marzuki Alie untuk menyampaikan pernyataan mundur. Inisiatif Ibas itu langsung memunculkan spekulasi bahwa Ibas disiapkan menjadi ketua umum PD menggantikan Anas Urbaningrum. Namun, isu itu dibantah Marzuki Alie yang juga wakil ketua Dewan Pembina PD. \"Tidak ada Plt, tidak ada KLB (kongres luar biasa, red). Rapimnas hanya menata organisasi kita, membersihkan partai,\" ucap Marzuki seusai menerima Ibas di ruangnya. Terpisah, Ketua Umum DPP PD Anas Urbaningrum mengungkapkan baru tahu rencana pengunduran diri Ibas kemarin. Menurut dia, Ibas menginformasikan langsung beberapa saat sebelum menyatakan secara resmi. \"Saya respons bahwa kalau itu sudah ditimbang matang dan sudah diputuskan, hanya ada satu kata, saya dukung,\" kata Anas di Kantor DPP PD kemarin. Anas membandingkan keputusan mundur Ibas dari DPR saat ini dan keputusan yang sama olehnya. Yaitu, sesaat setelah Anas terpilih sebagai ketua umum pada kongres Demokrat di Bandung pada Juni 2010. Yang kemudian, saat pembentukan struktur DPP, Ibas akhirnya ditempatkan di posisi Sekjen. Menurut Anas, selama ini pihaknya menilai Ibas bisa membagi waktu. Tugas di organisasi berjalan dan tugas di DPR juga berjalan. \"Kalau dulu saya waktu terpilih, memang saya langsung mundur dari DPR karena saya ini tidak bisa membagi waktu dengan adil. Jadi, saya konsentrasi penuh saja menjalankan tugas organisasi sebagai Ketum,\" kata Anas sambil kembali menegaskan dukungannya atas apa pun keputusan Ibas. Pada bagian lain, pengamat politik dari Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, secara resmi Ibas memang menyebut dua alasan mundur. Yakni, berkonsentrasi mengurus partai yang sedang bermasalah dan mengurus anak yang sakit. Di balik itu, bisa jadi pengunduran dari DPR tersebut adalah persiapan Ibas kalau ditunjuk atau dipilih sebagai ketua umum. \"Seperti Anis Matta dari Sekjen jadi presiden PKS. Spekulasi soal Ibas calon Ketum muncul karena saat ini lagi ramai diwacanakan penggantian Anas,\" katanya. Di satu sisi, Ibas memang masih dianggap \"hijau\" dan kurang pengalaman memimpin partai. \"Tapi, dengan jabatan ketua umum dipegang Ibas, PD akan berada dalam kendali penuh SBY. Tidak ada lagi tarik-menarik SBY versus Anas, walau mungkin ada sengketa hukum karena penggantian Anas dianggap bertentangan dengan AD/ART,\" tandas Qodari. Sementara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan, putra bungsunya tersebut telah mengonsultasikan keputusannya tersebut dengan pihak keluarga. Meski tidak mudah menyepakati keputusan tersebut, SBY mengaku memahami alasan Ibas, di mana dia ingin berkonsentrasi melakukan penyelamatan partai. \"Tadi malam memang Ibas berkonsultasi dengan saya dan keluarga, sampai larut malam, saya, istri atau Ibu Ani, Agus, dan Ibas. Memang tidak mudah, untuk saya beserta keluarga untuk langsung bersetuju dan menerima permintaan dari Ibas untuk mengundurkan dirinya dari DPR RI,\" jelas SBY menanggapi kabar mundurnya Ibas dari DPR RI di Kantor Presiden, kemarin (14/2). Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu menuturkan, pihak keluarganya tidak begitu saja menyetujui keputusan Ibas, sebab yang bersangkutan selama ini telah bekerja keras untuk para konstituennya di daerah. SBY menuturkan, dirinya menyaksikan sendiri Ibas menghabiskan sebagian waktunya untuk menyambangi daerah pemilihannya, khususnya setiap kali reses. Dia kerap mendatangi para konstituennya hingga ke desa-desa, untuk mendengarkan aspirasi dari mereka. \"Sebagai Ayah, saya tahu pada pemilu 2009 yang lalu Ibas berminggu-minggu mendatangi daerah pemilihannya, dari kecamatan ke kecamatan, dari desa ke desa, mulai dari Kabupaten Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek. Jadi dia sungguh berkeringat meskipun barangkali juga menyandang nama ayahnya. Dia datang ke desa-desa ke konstituennya untuk mendengarkan aspirasi yang ingin disampaikan kepada dia maupun jajaran DPR RI secara keseluruhan,\" jelasnya. Meski begitu, Ketua Majelis Tinggi PD itu akhirnya menyetujui dan menghormati keputusan Ibas. Dia juga mengaku bangga dengan langkah yang diambil oleh putranya tersebut. \"Dengan bulat, keluarga mendukung keputusan untuk mengundurkan diri dari DPR RI dengan argumentasi dengan alasan yang sudah Saudara dengar semuanya. Saya mungkin subjektif, tetapi sebagai Ayah, saya bangga, Ibas bertanggung jawab,\" ujarnya. Selain pengunduran diri Ibas, SBY juga menyinggung soal insiden absensi putranya saat sidang paripurna di DPR. Presiden RI keenam itu tidak membenarkan atau menyangkal dugaan absensi putranya yang diistimewakan tersebut. Dia hanya meminta maaf atas adanya insiden tersebut. \"Saya sekaligus meminta maaf atas insiden absensi beberapa hari yang lalu dalam rangkaian sidang paripurna yang dilaksanakan di DPR RI,\" kata dia. Sebagai informasi pada sidang Paripurna, 12 Februari lalu, gaya absensi Ibas ramai diperbincangkan karena yang bersangkutan melakukan absensi yang berbeda dari anggota DPR yang lain. Petugas Setjen DPR saat itu mengantarkan lembar absensi ke hadapannya. (bay/dyn/pri/c10/agm/ken)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: