Sutardi, Pria Lulusan SD yang Sukses Usaha Budidaya Jamur Tiram

Sutardi, Pria Lulusan SD yang Sukses Usaha Budidaya Jamur Tiram

Peluang usaha budidaya jamur cukup menjanjikan. Sedikit orang yang menangkap peluang tersebut. Sebab, butuh keuletan dalam menjalankan usaha ini. Karena kerja keras itulah, Sutardi mampu panen satu sampai dua kuintal jamur tiram tiap harinya. SAMSUL HUDA, CIREBON DI tangan Sutardi (57), warga Desa Sindanghayu, Kecamatan Beber, budidaya jamur tiram membuatnya dikenal di berbagai daerah. Bahkan, pria yang hanya lulusan SD itu, banyak meraih penghargaan dalam pengelolaan budidaya jamur tiram. \"Terakhir, saya mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan Lc, tanggal 6 Mei 2018 di Gedung Sate dengan kategori pengelolaan budidaya jamur tiram,\" ujar pria berkumis ini kepada Radar, Jumat (13/7). Dia mengaku, sebelum fokus menggeluti usaha jamur tiram ini, dirinya usaha ayam boiler sejak tahun 2000 hingga 2007. Di tahun 2007, ada program FEATI (farmer empowerment through agricultural technology and information) yang dibiaya oleh bank dunia untuk budidaya jamur merang. \"Usaha jamur merang tidak bertahan lama karena suhu atau cuaca kurang bagus. Akhirnya, saya beralih ke jamur tiram. Dan mulai menekuni secara fokus tahun 2012 lalu,\" terangnya. Kini, kata Sutardi, usaha jamur tiram yang berdiri di lahan pribadi seluas 600 meter itu, mampu menghasilkan satu kuintal jamur setiap panennya. \"Kita panen setiap hari, bahkan panen satu hari bisa mencapai 2 kuintal,\" ungkapnya. Menurutnya, market jamur tiram saat ini masih di wilayah Cirebon dan Indramayu. Meski demikian, omset perhari dari hasil panen jamur di angka Rp 800 rbu-Rp 900 ribu. Sementara penjualan jamur tiram sendiri Rp 10 ribu/kg. \"Harga Rp10 ribu itu harga petani, sedangkan harga pasar bisa di angka Rp14-17 ribu. Omset yang menjanjikan lagi, ketika jamur tiram ini dibuat sate. Sebab, per tusuk dihargai Rp 800. Saya jual Rp 800 untuk sate per tusuknya,\" tandasnya. Dia mengaku, usaha yang sudah berjalan selama tujuh tahun ini hanya mempunyai karyawan tetap satu orang, sementara tenaga lepas dan borongan ada enam orang. Untuk mengembangkan usaha ini, dirinya sangat tertatih-tatih. Sebab, perlu dana besar. \"Meski demikian, saya merasa bersyukur karena sudah bisa mempekerjakan warga sekitar dengan mengais rezeki di usaha jamur tiram. Kalau ada bantuan dari pemerintah pusat maupun provinsi dan daerah, saya akan mengembangkan usaha ini agar masyarakat desa ikut sejahtera,\" paparnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: