Emak-Emak: Turunkan Harga, Atau Lo yang Turun

Emak-Emak: Turunkan Harga, Atau Lo yang Turun

JAKARTA - Apa jadinya jika emak-emak yang biasanya hanya urusan di seputar dapur, turun ke jalan menggelar aksi unjukrasa. Ancamannya pun sungguh bikin tembok Istana Presiden ‘bergetar’; Turunkan Harga, Atau Lo yang Turun. Dengan membawa sejumlah peralatan dapur,  ratusan ibu rumah tangga menggelar aksi unjuk rasa di kawasan silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (18/7). Mereka juga menggunakan baju berlogo #2019GantiPresiden. Hebatnya lagi, para emak-emak ini mengendarai mobil komando yang biasa dipakai untuk aksi demo. Berdiri di atas mobil komando, para emak-emak teriak lantang. Beberapa hari sebelumnya, mereka yang menyebut dirinya sebagai Barisan Emak-Emak Militan (BEM) Indonesia, menyebarkan undangan ajakan untuk bersama-sama menggelar aksi tersebut. “Mengajak emak-emak yang masih peduli terhadap situasi kita saat ini, untuk mengikuti aksi turun ke jalan”. Mereka menuntut agar pemerintah segera menurunkan harga pangan. Tingginya harga bahan pokok menurut mereka, membuat  masyarakat semakin sulit. “Karena yang ngerasain pertama itu emak-emak. Kami merasakan betapa sulitnya ekonomi saat ini,” kata Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi, Asmailzulfi, dalam orasinya. Menurut dia, massa aksi yang dimulai pukul 10.00 WIB itu, datang dari berbagai wilayah di Jabodetabek. Semua peserta aksi membawa peralatan dapur, seperti teflon, kuali, panci, telenan hingga centong, sebagai simbol urusan dapur sudah terganggu dengan situasi ekonomi saat ini. Asmailzulfi berharap, kebutuhan bahan pokok bisa terpenuhi dengan harga yang relatif terjangkau. “Kami maunya yang nyata saja. Kami yang merasakan di rumah. Kami tidak perlu angka-angka statistik lah. Kita maunya belanja ke pasar, harganya turun,” teriak Asmailzulfi. Sementara, Sekjen BEM Indonesia, Sria Asiah, menyesalkan kenaikan harga kebutuhan pokok saat ini. Dengan upah minimum yang hanya Rp3 juta, tidak seimbang dengan situasi harga bahan pokok. “Beras sudah 10 ribu. Harga cabai sudah mahal. Jadi tolong kepada Pemerintah, kepada Presiden, kalau Anda ingin menjabat yang kedua kali, tolong turunkanlah harga sembako,” tegas Sri Asiah. BEM Indonesia menilai, pemerintahan Joko Widodo gagal dalam menyejahterakan rakyatnya. Salah satu indikatornya adalah, hara bahan pokok yang mahal. “Keluhan emak-emak, makin hari, harga sembako makin mahal,” sambung Sria Asiah. Menariknya, emak-emak ini berhasil mencuri perhatian Istana Presiden. Melalui Sekretariat Negara, perwakilan BEM Indonesia diterima untuk menampung aspirasinya. Pertemuan berlangsung sekitar 30 menit. Namun sayangnya, mereka tak mencatat nama pihak Sekretariat Negara yang menerima mereka. Hasil dari pertemuan tersebut, kata Sria, pemerintah berjanji akan mengkaji untuk membuat kebijakan agar menurunkan harga bahan pokok. “Kita waktu satu minggu. Kita lihat, ada perubahan atau enggak. Kalau engga turun-turun juga, nanti akan ada aksi lanjutan,\" tambah Korlap Aksi, Asmailzulfi. Aksi yang berlangsung hingga pukul 13.10 WIB itu, berlangsung aman dan damai. (cr-2/dil)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: