Kuras 100 Hari, 100 Kuwu dan Para Anggota DPRD Kabupaten Cirebon di Bali-NTB, Belajar Apa?

Kuras 100 Hari, 100 Kuwu dan Para Anggota DPRD Kabupaten Cirebon di Bali-NTB, Belajar Apa?

Bali dan NTB selalu jadi tujuan. Selalu menjadi langganan studi banding. Tadi malam (23/7), 100 kuwu (kepala desa) dari Kabupaten Cirebon ke daerah dengan sebutan Pulau Dewata itu. Tapi sebelum kuwu, anggota DPRD Kabupaten Cirebon sudah menuju NTB. Sama-sama ingin belajar. Soal apa? Perjalanan para kuwu ke Bali kali ini menguras waktu yang cukup lama. Maklum, bukan pesawat. Mereka menggunakan bus. “Rencana dua hari di Bali. Tapi karena menggunakan bus, sehingga di perjalanan saja dua hari. Belum pulang pergi. Jadi sekitar 4 hari saja itu di jalan,” jelas Kabid Pemerintahan Desa pada BPMD (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) Kabupaten Cirebon, Nanan Abdul Manan. Nanan mengatakan, berangkatnya 100 kuwu ke Bali ini merupakan bagian dari pelatihan aparatur bagi kuwu baru. “Yaitu pelatihan manajemen peningkatan kapasitas aparatur untuk kuwu. Ini merupakan program dari BPMD Kabupaten Cirebon. Kalau ada kuwu baru ya kita berikan pelatihan. Sehingga kuwu baru paham dan mengerti tentang tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparatur,” katanya. Nanan mengungkapkan, pelatihan ke Bali adalah lanjutan dari pelatihan materi yang diterima pada beberapa bulan lalu. “Nah sekarang ini praktiknya. Praktik itu maksudnya bagaimana kuwu itu bisa membawa atau mencontoh sesuatu yang bagus dari desa sasaran pembelajaran di Bali, untuk kemudian bisa diaplikasikan di desa kuwu masing-masing,” ujarnya. Pihaknya memilih salah satu desa di Bali sebagai lokasi “belajar”. Desa itu, sambung Nanan, merupakan desa yang menjuarai lomba desa tingkat nasional. Nanan tak menyebut rinci nama desa itu. Tapi dia mengatakan desa yang dikunjungi itu juga unggul dalam bahasa asing. Terutama bahasa Inggris. Sementara itu, Kuwu Tawangsari M Saerofik menjadi salah satu kuwu yang berangkat ke Bali. Saat dihubungi Radar, Saerofik mengaku akan berada di Bali untuk beberapa hari. Ia pun berkeyakinan kepergiannya tersebut tidak akan mengganggu aktivitas pelayanan kepada masyarakat ataupun pelaksanaan pemerintahan desa. Ia mengatakan ada perangkat desa yang lain yang bisa menjalankan roda pemerintahan desa. “Untuk tugas dan lain-lainnya akan dilakukan oleh perangkat desa yang lain. Ini kan (ke Bali, red) tidak lama. Dan ini juga penting untuk peningkatan kapasitas. Terlebih saya ini kuwu baru. Biar paham dan tidak salah dalam melangkah,” kata Saerofik. Ia pun mengaku tidak mengeluarkan kocek untuk biaya perjalanan dari Cirebon sampai ke Bali. Menurutnya, semua keperluan, termasuk biaya yang dibutuhkan di Bali, ditanggung oleh BPMD. Dia juga mengakui menggunakan bus. “Perjalanan ini gratis. Kita tidak keluar uang, katanya ditanggung dinas semua. Cuma kita tidak pakai pesawat, ke sana naik bus. Jumlahnya ada 100 kuwu yang dilantik Desember 2017 kemarin,” imbuhnya. (den/dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: