Kasus di Kota Cirebon, 42 Ribu Kunjungan ke Puskesmas Gara-gara Diare
CIREBON - Hingga Juli, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon mencatat 789 kasus diare akut. Angka ini menjadi yang tertinggi dari jenis penyakit lain. Bahkan diare akut dimasukkan kategori penyakit yang diawasi sistem kewaspadaan dini dan respons berbasis puskesmas. Puskesmas memonitoring sekitar 23 kasus jenis penyakit, di antaranya diare, suspect dengue, suspek difetri, hingga kluster penyakit yang tidak lazim. Dari laporan minggu ke-30 pada tahun ini, ada total 42 ribu lebih kunjungan ke puskesmas dengan kasus penyakit tersebut. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Cirebon, Trimulyaningsih mengatakan, laporan ini dilakukan secara berkala per minggu oleh masing-masing puskesmas. \"Paling tinggi diare,” ujar Trimulyaningsih, kepada Radar Cirebon, Jumat (3/8). Dengan adanya gejala itu, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan. Tingginya penderita diare yang dilaporkan potensial menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Sementara yang kedua tertinggi adalah pneumonia dengan jumlah 101 kasus. Disusul suspect demam tifoid 88 kasus. Tingginya angka kasus diiare akut, bukan hanya karena faktor cuaca. Akan tetapi saat ini banyak faktor yang ikut memengaruhi, termasuk juga penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). \"Sekarang ini faktor penyakit itu lebih ke PHBS. Kalau dulu memang cuaca,” katanya. Dia mengimbau masyarakat menerapkan PHBS. Mulai dari menjaga pola makan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik atau olahraga. Sehingga dengan menjaga itu bisa meminimalisasi datangnya penyakit. \"Banyak dari makanan, atau tempat yang kurang bersih. dari perilakunya misalnya tidak cuci tangan, jadi balik lagi diare kembali ke PHBS,\" jelasnya. Diare sendiri masuk kategori penyakit yang diwaspadai berpotensi KLB. Diare bila penanganannya tidak tepat, bisa menimbulkan kematian. Sehingga membutuhkan penangan yang cepat. (jml)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: