17 Peziarah Tewas Tabrak Tebing

17 Peziarah Tewas Tabrak Tebing

28 Penumpang Bus Masih Kritis CIPANAS - Kecelakaan maut kembali terjadi di Cianjur. Hanya empat hari setelah truk maut menghajar dan menewaskan 16 orang di Gekbrong, Jalan Raya Sukabumi, kejadian serupa terulang lagi. Bus pariwisata Mustika Mega Utama yang membawa 65 peziarah dari Bogor celaka di Ciloto, Cianjur. Bus menabrak tebing dan mengakibatkan 17 penumpang tewas serta 42 penumpang lainnya menderita luka berat dan ringan. Kecelakaan maut itu berawal ketika bus bernopol F 7263 K tersebut melaju dari arah Bogor menuju Cikundul, Warungkondang, Cianjur. Sekitar pukul 11:25, bus melaju di turunan Ciloto, yang kondisi jalannya berlubang dan berkelok-kelok. Ketika memasuki KM 89 pada pukul 11.30, laju bus tak terkendali dan berjalan zig-zag. Sopir bus, Pandi (45) tak bisa menguasai laju kendaraan karena rem diduga blong. Selain itu, Pandi juga diduga mengantuk, sehingga lepas kendali. Kaget melihat tikungan dan jalan berlubang di depan, Pandi tiba-tiba membanting setir ke kiri. Bus kemudian terperosok ke kiri jalan dan menabrak tebing. Badan bus bagian depan dan samping kiri hancur. Para korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Cimacan dan RSUD Cianjur untuk mendapatkan perawatan intensif. Seorang saksi mata, Agung Budiman (14) mengatakan, dia ikut dalam rombongan bus maut itu. Warga Kampung Cikemang, Desa Sukajaya, Bogor itu mengaku duduk tepat di belakang sopir. Sesaat sebelum kejadian, Agung melihat sopir bus panik dan berteriak rem blong. Dirinya kemudian berlari ke bagian belakang bus, setelah sang sopir berteriak. “Busnya udah gak terarah, bolak-belok. Saya lihat sopirnya udah panik, narik-narik rem tangan gak bisa-bisa, terus sopir langsung teriak untuk pindah ke belakang bus dan langsung nabrak. Saya gak tahu, nabrak apa,” terangnya. Saksi mata lainnya, Muhamad Dede Sofian Sidiq (34), warga Sukajaya, Bogor, mengaku sebelum memasuki kawasan Cipanas, bus sudah oleng. “Sebelum masuk Cianjur juga sudah oleng. Saya tidak tahu kejadiannya gimana, yang saya dengar suara panik dan teriakan zikir dari penumpang. Kemudian, bus nabrak tebing. Di rombongan itu, saya sama istri, Eva Nurhasanah (27), juga dua anak saya Ahmad Raihan (5) dan Neng Tiara Tazkiya (2). Alhamdulillah selamat, hanya luka-luka saja,” paparnya. Sementara keterangan saksi mata di lokasi kejadian, Asep Baron (37) warga Ciloto mengungkapkan, sebelum menghantam dinding pembatas, laju kendaraan bus dari arah Bogor tampak cepat dan tidak lama kemudian bus menabrak dinding pembatas. \"Setelah saya lihat dari dekat, sebagian penumpang sudah terlempar keluar dan terhimpit body bus serta sebagian numpuk di bawah bus dan selokan,\" katanya. Kapolres Cianjur AKBP Agustri Heryanto menjelaskan, dugaan sementara kecelakaan diakibatkan oleh out of control, karena jalur di wilayah itu menurun dan tikungan tajam. “Tapi belum kita pastikan penyebabnya. Jelasnya, kendaraan out of control ditambah kondisi jalan yang sudah banyak berlubang,” tuturnya. Dikatakannya, seluruh penumpang merupakan rombongan peziarah dari dua kampung, yakni Kampung Bojong dan Kampung Cikembang, Desa Sukajaya, Kecamatan Sukajaya, Bogor. Korban langsung dilarikan ke RS Cimacan dan RSUD Cianjur. “Korban tewas di tempat sekitar 12 orang, meninggal di RS Cimacan 4 orang dan di RSUD Cianjur 1 orang. Jadi total 17 orang. Korban luka 28 orang dan dirujuk ke RSUD Cianjur, sisanya korban ringan di RS Cimacan,” pungkasnya. PEMKAB CIANJUR SEGERA LAKUKAN EVALUASI Kepolisian Polda Jabar dan Polres Cianjur masih melakukan analisis lapangan untuk mencari penyebab pasti kecelakaan maut yang menewaskan 17 orang di Ciloto, Cianjur, kemarin. Wakapolda Jabar Kombes Pol Ricko Amelza Dahniel menuturkan, berdasarkan pantauan serta keterangan sejumlah saksi, penyebab sementara kecelakaan di jalur tersebut akibat lepas kendali. Kondisi jalan menurun dan tikungan tajam serta jalan berlubang, membuat sopir bus hilang kendali dan akhirnya menabrak tebing pembatas. Dikatakannya, untuk mencari penyebab pasti, pihaknya segera mengirimkan tim analysis accident dari Polda Jabar. Saat ini, pihaknya fokus pada penanganan korban, baik yang meninggal dunia maupun luka-luka. “Kita masih fokus pada penanganan korban. Penanganan di lokasi tetap berjalan, karena kita segera kirimkan tim analisis kecelakaan. Jika sudah dapat informasinya, kita akan gelar sekaligus dengan yang laka di Gekbrong beberapa waktu lalu. Kita belum tahu kapannya, karena analisis itu butuh waktu,” jelasnya. Tidak hanya menurunkan tim analisis kecelakaan, pihaknya juga akan segera melakukan evaluasi dengan pihak terkait. “Jalur ini termasuk jalur rawan laka. Antisipasi kita sudah lakukan, dengan pemasangan rambu-rambu dan penempatan petugas. Tapi tetap saja, kaitan dengan ini, kita akan evaluasi dengan pihak terkait, utamanya dengan dinas perhubungan setempat,” paparnya. Terkait dengan sopir bus, yang diketahui bernama Pandi (45), warga Kampung Cibening, Desa Pamijahan, Bogor, dikatakannya, selamat dan kondisinya mengalami luka berat. Hingga saat ini, belum dapat dimintai keterangannya, karena masih dalam perawatan medis. “Tapi kita tempatkan petugas untuk pengamanan. Saat ini, sopir dirawat di RSUD Cianjur,” tandasnya. Sementara itu, Wakil Bupati Cianjur Suranto mengatakan, terkait dengan penanganan korban kecelakaan bus, dilakukan di dua tempat, yakni RS Cimacan dan RSUD Cianjur. Hal tersebut didasarkan pada kondisi korban sendiri. “Untuk korban meninggal seluruhnya di sini (RS Cimacan, red). Korban yang dirujuk ke RSUD Cianjur, merupakan korban dengan kondisi luka berat, sehingga membutuhkan perawatan medis yang lebih lengkap. Untuk penanganan korban, kita kerahkan sekitar 9-10 mobil ambulans. Lepas ini, kita akan segera lakukan evaluasi dengan pihak terkait,” terangnya. (des/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: