Membongkar Kontroversi Mecin

Membongkar Kontroversi Mecin

Pemakaian monosodium glutamat (MSG) atau micin masih menuai perdebatan sehubungan dengan isu kesehatan. Profesor. Purwiyatno Hariyadi, Ahli Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) berpendapat, semestinya masyarakat tidak ragu menyangkut penggunaan MSG ini. Dikutip radarcirebon.com dari Profesor IPB Paparkan Fakta Tentang MSG Pasalnya, serangkaian penelitian ilmiah yang cukup panjang MSG dinyatakan aman, asalkan dikonsumsi dengan batas maksimum penggunaan secukupnya atau sewajarnya. Terlebih kandungan sodium atau natrium (Na) dalam MSG lebih sedikit daripada garam. Di mana kandungan Na dalam MSG mencapai 12,2 persen dan kandungan Na dalam garam 39,3 persen. Mecin tak hanya dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan, bahkan sampai dianggap sebagai penyebab kebodohan karena diyakini sebagian masyarakat bisa merusak saraf otak. Padahal, penggunaan mecin hampir ada di setiap produk makanan, sebut saja mi instan, makanan olahan seperti sosis dan nugget, camilan ringan seperti crackers, snack, biskuit, produk-produk kalengan, hingga dijual dalam kemasan sebagai pelengkap bumbu masakan. Testimoni negatif tentang mecin di masyarakat banyak dijumpai, bahkan belakangan mecin juga dijadikan semacam \'guyonan\' di kalangan anak muda dan pengguna media sosial. Bertebaran meme yang bertuliskan \'kebanyakan makan mecin, jadinya bego\'. Mecin bahkan dituduh sebagai penyebab kebodohan bangsa. Benarkah demikian? Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia periode 2018-2021, Dr. Daeng M. Faqih, SH,MH dalam bukunya yang berjudul “Review: Monosodium Glutamat, How To Understand It Properly” menjelaskan sangat lengkap mengenai asal usul MSG, dampaknya bagi kesehatan, juga pendapat-pendapat ilmiah para ahli. Menurutnya, MSG tidak memiliki dampak negatif seperti yang banyak diisukan. Isu seputar MSG ini, bagi Daeng, penting untuk diluruskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: