Kebakaran Marak, Kota Cirebon Minim Hydrant

Kebakaran Marak, Kota Cirebon Minim Hydrant

CIREBON-Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kebakaran Toko Obat Sehat dan Toko Sinar Sehat di Jl Pasuketan. Hingga siang kemarin polisi menginventarisasi barang bukti untuk mengungkap penyebab kebakaran tersebut. Kapolsekta Seltim Kompol Suwitno SH mengatakan selain menginventarisasi barang bukti, untuk sementara kedua toko juga dipasang police line. Itu dilakukan agar pihak-pihak yang tidak berkepentingan tidak memasuki lokasi kejadian. “Penyebab kebakaran maupun kerugian masih dalam penyelidikan,\" ujar Suwitno kepada Radar Cirebon. Peristiwa di Jl Pasuketan terjadi Minggu malam (26/8) sekitar pukul 21.20 WIB.  Winarti (53), meregang nyawa. Dia terjebak di lantai dua. Sementara pemilik toko, Santoso dan istrinya Julia, selamat. Sementara itu, keberadaan hydrant kembali jadi sorotan. Saat malam kejadian, petugas harus mengambil air di Jl Pemuda. Jauh dari lokasi kejadian. Hydrant masih belum berfungsi maksimal. Terutama di kawasan pemukiman dan kawasan pertokoan. Hal ini pun diakui Direktur Utama PDAM Kota Cirebon Sopyan Satari. Menurutnya, mayoritas hydrant tidak berfungsi dengan baik karena tekanannya belum merata. Di wilayah padat penduduk, misalnya, memiliki tekanan air yang rendah. Sehingga tidak bisa digunakan dengan baik. Apalagi PDAM juga melayanai kebutuhan air bersih bagi para pelanggan. \"Ya kalau ketersediaan air cukup banyak. Kendalanya tekanan air. Sehingga airnya hanya ada di bawah pipa,\" ujarnya saat diwawancara Radar Cirebon. Pria yang akrab disapa Opang itu mengatakan ada beberapa hydrant yang tekananannya cukup bagus. Yakni di Gunungsari, Gedung Wanita, Kelurahan Panjunan, dan depan RSD Gunung Jati. Belum sinkronnya koordinasi antara PDAM dan Damkar menjadi kendala hydrant tak berfungsi optimal. Kepala Kantor Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kota Cirebon Drs Adam Nurdin mengatakan tekanan air hydrant dan pipa yang kecil menjadi kendala. Disebutkan, butuh waktu lebih dari 30 menit untuk mengisi air ke mobil tangki damkar. \"Padahal kita butuh waktu yang cepat supaya bisa segera memadamkan api,\" ucapnya. Tekanan air yang kecil karena air hydrant sendiri disalurkan melalui PDAM. Sehingga penggunaannya juga berpengaruh terhadap tekanan. Di samping juga ukuran pipa dan posisi hydrant yang berada di bawah, semakin membuat pengisian mobil tangki dari hydrant menjadi makin lama. Oleh karena itu, pihaknya lebih memilih mengisi mobil tangki air pemadam langsung ke kantor damkar agar lebih cepat. Disebutkan Adam, jika mengisi tangki langsung dari air penampungan khusus itu butuh waktu sekitar 5 menit. \"Sekarang kita juga memiliki tangki air di setiap kantor kecamatan untuk memudahkan mobil tangki mengisi air. Kita pernah menggunakan hydrant saat kebakaran di Kanggraksan. Butuh waktu lama untuk mengisi mobil tangki. Saat sudah sampai, apinya sudah besar lagi. Jadi keberadaan hydrant sudah tidak efektif,\" kata Adam. (gus/jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: