31 Agustus 2018: PM Australia Scott Morrison Kunjungi Jokowi, Ini Agendanya

31 Agustus 2018: PM Australia Scott Morrison Kunjungi Jokowi, Ini Agendanya

Perdana Menteri Australia Scott Morrison berkunjung ke Indonesia, Jumat, 31 Agustus 2018. Ini merupakan kunjungan kenegaraan pertama Scott sebagai PM. \"Indonesia menjadi negara pertama dan satu-satunya negara yang akan dikunjungi dalam waktu yang relatif singkat sejak beliau memangku jabatan sebagai PM Australia yang baru,\" kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Kamis, 30 Agustus 2018. Scott akan membahas banyak hal bersama Presiden Joko Widodo. Di antaranya, finalisasi perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (IA-CEPA) RI-Australia. \"Fokusnya, kalau berbicara mengenai IA-CEPA. Sebagai negara tetangga, kita banyak sekali sisinya, perdagangan, investasi, pendidikan, pariwisata, kemudian untuk keamanan, counter terrorism, cyber. Banyak sekali,\" jelas dia. Pemerintah menyambut baik kunjungan Scott ke Indonesia. Langkah itu menjadi \'tradisi\' pimpinan baru sebuah negara untuk menjadikan Indonesia sebagai tujuan pertama. \"Jadi saya kira bagus perlu kemudian berkunjung ke Indonesia, memiliki makna penting komitmen Australia untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia,\" kata Retno. Scott dan Jokowi akan mengumumkan finalisasi perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (IA-CEPA) RI-Australia yang telah diproses sejak 2010. Itu dilaksanakan di tengah kunjungan kenegaraan pertama Scott, yang baru saja menjabat sebagai PM Australia, ke Indonesia, besok. Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), yang juga dianalogikan sebagai free trade agreement(FTA) berisi sejumlah klausul kerja sama strategis di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi di berbagai sub-sektor. Misalnya, kesepakatan membuka akses pasar bebas \'berkualitas tinggi\' bagi kedua negara, termasuk untuk barang-barang pertanian dan pangan, pengurangan hingga pembebasan tarif, hingga dibukanya akses manufaktur dan produksi Indonesia-Australia di masing-masing negara, seperti di bidang perkapalan dan industri pangan. Namun, berbeda dengan FTA biasa, perjanjian itu tak hanya bergerak di bidang ekonomi, tetapi juga merambah ke sektor kerja sama lain, mulai dari pendidikan, jasa, hingga hal lain yang berkelindan, kata pihak pemerintah Indonesia. Di sektor pendidikan, salah satu klausul dalam IA-CEPA menyebut soal peningkatan investasi pendidikan Australia ke Indonesia. Dari yang semula berada di angka 41 persen, menjadi 67 persen. Peningkatan investasi itu memberikan prospek rencana soal pembukaan universitas Australia di Indonesia demi mempermudah masyarakat RI untuk mengakses pendidikan tinggi bertaraf internasional. Sebaliknya, IA-CEPA juga memberikan kesempatan bagi universitas di Indonesia untuk membuka kelas internasional di Australia. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: