Mengenal Lebih Dekat Maskot Asian Games 2018, Siapa Favoritmu?

Mengenal Lebih Dekat Maskot Asian Games 2018, Siapa Favoritmu?

Ajang Asian Games ke-18 yang berlangsung di Indonesia, tepatnya di Jakarta dan Palembang, mengundang perhatian terkait berbagai aspeknya, seperti perayaan pembukaan dengan panggung yang spektakuler, cabang olahraga yang dipertandingkan, dan momen menakjubkan lainnya. Akan tetapi, tak lengkap rasanya bila tidak mengenal maskot yang menyertai penyelenggaraan pesta olahraga Asia itu. Ada tiga hewan yang menjadi maskot dalam perhelatan Asian Games yang berlangsung dari 18 Agustus hingga 2 Sepetember 2018 itu. Ya, mereka adalah Bhin bhin, Atung, dan Kaka. Siapakah Mereka? Menurut Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia - Pusat Penelitian Biologi LIPI, Dian Komara, Bhin Bhin merupakan nama dari burung cenderawasih yang mengenakan rompi bermotif khas suku Asmat yang menunjukkan asalnya. Burung cantik yang memainkan karakter \"strategi\" ini merupakan hewan pemakan buah-buahan, biji-bijian, dan serangga kecil. Sayangnya, jumlah burung cenderawasih di alam bebas semakin menurun. Salah satunya disebabkan oleh kerusakan habitatnya. Cenderawasih di dunia ada 38 jenis dan 28 jenis, di antaranya hidup di wilayah Indonesia. Burung ini terdapat di Maluku, Papua, dan Australia Timur laut. Hewan yang sering dipakai sebagai perhiasan oleh suku di papua ini tubuhnya kokoh seperti gagak, paruh dan kakinya kuat. \"BHIN Hewan yang berperan penyebar biji ini termasuk suku Paradisaeidae. Suku hewan langka ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu Monogamous dan Polygynous. Monogamous merupakan kerabat Manucodia. Cirinya adalah jantan dan betina serupa (tidak memiliki bulu hias), ikatan antar-pasangan kuat dan kedua induk merawat anak bersama. Adapun Polygynous merupakan cenderawasih sejati dengan ciri-ciri bulu jantan lebih indah dari betina dan memiliki bulu hias serta berbagai suara yang keras. Ciri lainnya adalah induk betina merawat anak sendiri. Yang manakah Bhin Bhin? Burung cenderawasih yang terkenal dan terbesar adalah jenis Paradisaea apoda Linnaeus. Cirinya adalah panjang tubuh dapat mencapai 43 cm, tanpa bulu hias, sedangkan yang betina 35 cm. Penyebaran burung ini sekitar Pulau Irian bagian selatan dan Kepulauan Aru sebelah barat, dan Kabupaten Asmat. Habitat burung langka ini di dataran rendah dan bukit antara 0–950 di bawah permukaan laut. Pakan burung cenderawasih yaiu serangga, ulat, buah-buahan di antaranya pepaya (Carica papaya). Sementara, Atung adalah seekor rusa Bawean (Hyelaphus Kuhlii) yang merepresentasikan kecepatan. Atung mengenakan sarung dengan motif tumpal dari Jakarta. \"ATUNG\" Dan, Kaka adalah seekor badak bercula satu (Rhinoceros Sondaicus) yang merepresentasikan kekuatan. Kaka mengenakan pakaian tradisional dengan motif bunga khas Palembang. \"KAKA\" Kaka boleh dibilang jadi yang paling favorit di antara para atlet. Mereka yang memfavoritkan Kaka contohnya adalah atlet dayung asal Tiongkok, Chen Yunxia. \"Saya suka Kaka karena badak, tetapi dibuat imut,\" kata Yunxia. Yunxia tak sendirian menyukai Kaka. Rekan setimnya asal Tiongkok, Li Jingjing juga menyukai Kaka. Menurutnya, ia telah membeli selurh maskot untuk dibagikan kepada keluarga. Menurut Li, Kaka memiliki kesan gagah. Selain itu, ia memang menyukai hewan badak. \"Saya suka ketiga maskot, tetapi favorit saya adalah yang badak,\" kata Li. (*)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: