Begini Cerita Mereka yang Selamat dari Kobaran Api di Sukalila

Begini Cerita Mereka yang Selamat dari Kobaran Api di Sukalila

CIREBON-Kebakaran hebat yang melanda Jl Sukalila Utara dan Selatan sempat membuat warga setempat waswas. Jaraknya tak seberapa jauh dengan permukiman dan pertokoan lainnya. Di beberapa kios, juga ada pedagang yang tinggal. Beruntung mereka selamat. Nyaris tak ada aktivitas menjelang dini hari. Sepanjang Jl Sukalila sepi. Karsa (50) dan keluarga juga tertidur lelap. Ia dibangunkan suara ketukan pintu petugas keamanan kos-kosan. Karsa merespons. Kebetulan, posisi tidurnya dekat pintu kios. Belum 100 persen sadar, api sudah berkobar. Persis di belakang kiosnya. Cepat-cepat ia bangunkan istri dan kedua anaknya di dalam. Mereka gotong royong menyelamatkan barang sebisanya. Tak sampai 30 menit, kiosnya sudah tak bisa diselamatkan. Kerugian yang dideritanya mencapai belasan juta. Tapi ia beruntung, terbangun di waktu yang tepat. “Itu prosesnya cepat sekali lah pokoknya. Saya bangun, api sudah nyampe kios,” ujar Karsa. Setengah jam sebelumnya, Saeful Bahri (37) duduk di depan kios bersama dengan pedagang  lainnya. Pandangannya tiba-tiba mengarah ke arah Jl Sukalila Utara. Terlihat api sudah berkobar. Dia langung panik ketika melihat api merembet lewat pohon-pohon besar dan kabel listrik. Saat itu pikirannya kosong. Terpaku, tak bisa berbuat apa-apa. \"Dalam hati udah mikir aja kios saya kena nih, kios saya kena,\" tuturnya. Kios di sana mayoritas beratapkan asbes yang mudah terbakar. Namun di tengah kepanikan itu, api tiba-tiba berbalik arah. Kios-kios sebelah utara atau arah PGC, yang kemudian terbakar hebat. Sampai api bisa dipadamkan, kiosnya hanya selisih satu kios dengan deretan kios lain yang terbakar. Dalam kondisi api yang berkobar-kobar itu, sekitar setengah jam kemudian petugas pemadam kebakaran datang. Namun tidak langsung beraksi. Mengingat masih ada aliran listrik yang menyala di sana. Ketika diberi air dikhawatirkan justru alirannya makin menjadi-jadi. Api baru berhasil di padamkan setelah listrik dimatikan. Dalam rentang waktu tersebut, kawasan ini sudah rata dengan tanah. Jelas diingatan Saeful kurang lebih satu jam waktu si jago merah untuk meratakan lapak PKL dan Kios di Sukalila ini. Tak banyak waktu yang tersisa saat itu. Dari pukul 02.00, sekitar 04.00 pagi api mulai padam. Baru sekitar pukul 06.00 api baru benar-benar mati. Padahal diakuinya, pagi itu kawasan ini tidak sedang dalam kondisi angin besar. \"Gimana ya masih bingung juga kios saya bisa selamet. Padahal udah mikirnya bakal abis juga,\" ungkapnya. Rinto (46) warga asli Pagongan itu tak kalah waswas. Saat itu ia khawatir api akan juga merambat ke toko Istana Sprei. Yang ditakutkan, api merembet ke permukiman warga. “Kalau Istana Sprei yang kena otomatis pemukiman warga dibelakangnya juga ikut kena,\" terangnya. Untuk itu ketika api mulai terlihat dan suara teriakan warga lainnya terdengar, ia langsung lari menuju lokasi. Melihat sendiri kondisi terkini sambaran api yang melalap puluhan lapak pedagang itu. Banyaknya bahan mudah terbakar juga yang menjadi penyebab kebakaran ini memakan puluhan pedagang di sana. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: