Menelusuri Cirebon dalam Peta Kuno, Dari Sarabon Hingga Charabaon

Menelusuri Cirebon dalam Peta Kuno, Dari Sarabon Hingga Charabaon

Kota Cirebon merupakan satu-satunya kota tua di Nusantara yang memiliki warisan budaya kejayaan Kerajaan Majapahit (1293-1500) dan masih lestari hingga kini. Warisan budayanya terutama pada arsitektur dan tata kota Majapahit, sebenarnya tidak hanya dicopy paste oleh Kesultanan Cirebon, tetapi juga Kesultanan Demak dan Semarang sebagai bawahan Kesultanan Demak, serta Banten. Namun semua peninggalan di tiga kota itu, sudah tidak ada lagi. Demikian terungkap dalam sebuah Seminar Arsitektur Cirebon dan Kota Kuno Pesisir Jawa yang digelar Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STTC), 8 Desember 2017. Sekretaris Program Studi Doktoral Ilmu Arsitektur Universitas Diponegoro, Siti Rukayah mengungkapkan warisan budaya Majapahit itu bisa dilihat dari tata Kota Cirebon yang memiliki komposisi alun-alun, keraton dan tempat ibadah di sisi barat. Rukayah menjelaskan bahwa konsep tata kota era kerajaan Majapahit berlanjut ke era kesultanan Islam, yakni Demak, Cirebon dan Banten. “Namun tinggal Cirebonlah yang merupakan kota paling tua dan masih memiliki warisan itu,\" jelasnya. Kota Cirebon dibangun sekitar abad 14 dan masuk peta perdagangan dunia. Sehingga Cirebon masuk dalam peta kuno dengan nama Charabon (peta tahun 1612), Charabaon (1614) dan Cheribon (1800-an). Penamaan tersebut diduga merupakan penyesuaian dengan lafal bahasa asal mereka. Berikut penelusuran radarcirebon.com, terkait nama Cirebon dalam peta kuno, dari Charabon hingga Sarabon \"Hasil \"Fitxer:Java-Map.jpg\" \"Gambar   Dan, radarcirebon.com menemukan peta Cirebon dari berbagai versi, membuat Sindangkasih Majalengka merupakan misteri. Versi Bellin, Tahun 1764   Versi Crawfurd, Tahun 1820   Versi sebelum Tahun 1819   Karesidenan Cirebon Tahun 1857    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: