Rokhmin Ajak Mahasiswa Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia

Rokhmin Ajak Mahasiswa Wujudkan Indonesia Poros Maritim Dunia

BANDUNG - Pakar Ekonomi Kelautan yang juga guru besar Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB, Prof Rokhmin Dahuri mengajak mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk berkontribusi mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Yakni dengan mendayagunakan potensi ekonomi kelautan yang dimiliki Indonesia. “Sudah 73 tahun merdeka, Indonesia masih sebagai negara berkembang berpendapatan menegah ke bawah,” katanya di hadapan 1.000 lebih mahasiswa dalam Kuliah Umum \'Pembangunan Ekonomi Kelautan Berbasis Industri- 4.0 untuk Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia\' di Aula Barat ITB, Bandung, Rabu (5/9). Dalam kuliah yang dihadiri mahasiswa dari hampir semua Program Studi di ITB dan sejumlah dosen serta guru besar tersebut, Rokhmin mengatakan, kondisi Indonesia yang masih belum menjadi negara maju sangat ironis jika melihat berbagai potensi besar yang dimilikinya. Salah satunya yaitu sektor kelautan atau kemaritiman. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Gotong Royong tersebut menegaskan, setidaknya ada 11 sektor ekonomi kelautan. Jika dijalankan dengan baik dan benar maka akan mendongkrak perekonomian nasional. Kesebelas sektor itu adalah Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, Industri Pengolahan Hasil Perikanan, Industri Bioteknologi Kelautan, Pertambangan Energi, Pariwisata Bahari, Perhubungan Laut, Industri Jasa Maritim, Sumberdaya Wilayah Pulau Kecil, Hutan Mangrove, dan Sumber Non Konvensional. “Total Potensi sebelas sektor kelautan Indonesia mencapai 1.338 triliun/tahun atau 7 kali lipat APBN (tahun 2016 sebesar Rp 2.400 triliun) atau sekitar 1,3 PDB Nasional saat ini,” tegasnya. Dengan potensi sebesar itu, Rokhmin menyebut, jika sektor kelautan dan perikanan dapat menyerap setidaknya 45 juta orang atau 40 persen total angkatan kerja Indonesia. Pada kesempatan tersebut, Rokhmin juga memaparkan strategi Indonesia menjadi negara maju, adil-makmur, dan berdaulat. Menurutnya hanya bisa dilakukan dengan enam langkah yaitu menjaga daya saing, memproteksi pasar domestik, menghasilkan pertumbuhan ekonomi tinggi di atas 7 persen setiap tahun secara inklusif dan berkelanjutan, membangun ketahanan pangan energi, menjaga kulaitas lingkungan hidup dan kelestarian SDA, dan memperkokoh NKRI. “Enam strategi itu sangat relevan saat ini di era globalisasi dan global warming dengan ciri a higly interconnected world, perdagangan bebas, revolusi industri-4, dan daya dukung bumi yang kian menurun,” tegasnya. (rls/hsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: