Ramai-ramai Ortu Siswa Laporkan Oknum Guru ke Polisi

Ramai-ramai Ortu Siswa Laporkan Oknum Guru ke Polisi

CIREBON – Belasan warga Desa Waruroyom, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon ramai-ramai mendatangi Mapolres Cirebon untuk melaporkan seorang guru kelas V SDN 2 Waruroyom. Diduga guru berinisial AL itu telah melakukan kekerasan terhadap siswa, dengan cara memukul kepalanya dengan gagang sapu. Keterangan yang diperoleh Radar Cirebon, penyebabnya hanya karena ruang kelas kotor. Oknum guru asal Desa Kasugengan Lor, Kecamatan Depok tersebut naik pitam. Seperti kesetanan, oknum guru itu lalu memukuli 16 siswa laki-laki menggunakan batang sapu. Akibat luapan emosi tak terkontrol itu, sejumlah siswa mengalami luka memar dan benjol di kepala. Kejadiannya bermula saat sejumlah siswa kelas VI sudah masuk ke ruangan usai bunyi bel tanda habis waktu istirahat Jumat (7/9) sekira pukul 10.30 WIB. Oknum guru kelas V tersebut tiba-tiba masuk ke ruang kelas VI dan memaksa sejumlah siswa mengakui perbuatan mereka mengotori ruang kelas V. Karena tidak ada yang mau mengaku, satu per satu siswa laki-laki kelas VI itu dihukum. Bahkan, beberapa anak laki-laki di antaranya dipukul mengunakan batang sapu. Merasa kesakitan karena mendapat pukulan cukup keras, sejumlah siswa kelas VI pun menangis dan pulang ke rumah masing-masing. \"Selesai dari istirahat semua masuk kelas. Pak guru itu masuk, nanya siapa yang mengotori ruang kelas V. Ngaku aja katanya,\" tutur MFS, siswa yang menjadi korban. Een (40) salah satu wali murid mengaku kaget  melihat anaknya, Muhammad Ficqih Salih (12), menangis saat pulang sekolah. Een geram setelah tahu apa yang terjadi. “Sempat menduga anak saya nakal di kelas, sehingga guru bertindak kasar. Setelah saya tanya terus, dia dipukul guru karena dikira mengotori ruang kelas V,” sesal Een. Melihat  kondisi luka benjol di bagian kepala anaknya, Een penasaran lalu bergegas ke sekolah bermaksud menanyakan kepada guru tersebut. Ternyata, di luar dugaan, langkah tersebut diikuti pula oleh orang tua siswa lainnya. Sehingga suasana di sekolah mendadak ramai dan cenderung memanas. \"Saya tidak terima anak saya dipukuli pake batang sapu itu. Malah gagangnya sampai remuk. Saya sebagai orang tuanya juga tidak pernah memukuli anak. Ada satu siswa yang tidak dipukul, yaitu anak dari kepala SDN 2 Waruroyom yang juga satu kelas dengan anak saya,” kata Een. Hal senada juga dikatakan sejumlah wali murid lainya. Karena tidak terima anak mereka mengalami benjolan di kepala, wali murid meminta kasus tersebut maju ke ranah hukum. Sehingga, sebanyak 7 siswa dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Plumbon guna dilakukan visum. \"Jelas saya nggak terima, penginnya ya diproses hukum,\" ujar Juju, wali murid SR. Kuwu Desa Waruroyom Casudin mengatakan, sudah berusaha untuk mediasi. Namun, sejumlah wali murid sudah geram dan mau proses hukum. Sehingga dirinya mengaku tidak bisa menghalang-halangi keinginan warganya itu. \"Sebenarnya kami berharap agar kasus tersebut bisa diselesaikan secara kekeluargaan saja, tapi karena mereka meminta harus diproses secara hukum ya kami tidak bisa mencegahnya. Saya sebagai kuwu mendampingi sejumlah orang tua siswa ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Cirebon,” katanya. Sementara itu,  AKP Kartono Gumilar membenarkan adanya laporan kasus tersebut. \"Saat ini kami baru sebatas menerima laporan dari (orang tua siswa, red) . Untuk  pendalaman, nanti kami akan konfirmasi dulu kepada para korban. Kami juga sudah lakukan visum korban. Selanjutnya  nanti kami lakukan penyelidikan,\"ujarnya. (cep/ade gustiana-magang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: