Kemarau, Pasokan Bendung Seuseupan Terhenti, Sungai Sekunder Mengering

Kemarau, Pasokan Bendung Seuseupan  Terhenti, Sungai Sekunder Mengering

CIREBON - Meskipun musim kemarau sudah melewati fase puncak, namun saat ini kondisi sungai di sejumlah wilayah di Kabupaten Cirebon masih kesulitan air akibat kekeringan. Tak terkecuali di Kecamatan Karangwareng akibat Bendung Seuseupan yang merupakan sumber air mengalami kekeringan. Di wilayah tersebut, sejumlah saluran sekunder atau sungai saluran irigasi bahkan mengering. Karena sumber utama pasokan air dari Bendung Seuseupan, saat ini kondisinya kering kerontang dan tidak bisa mendebit air. Camat Karangwareng, Iman Santoso, kepada Radar Cirebon mengatakan, kekeringan yang terjadi di wilayah Kecamatan Karangwareng, karena sumber utama pangairan untuk wilayah tersebut yakni Bendung Seuseupan yang berada di Sungai Cimanis mengering. Namun, hal tersebut tidak sampai membuat para petani mengalami gagal panen. “Wilayah kita ini kan sebagian merupakan lahan tadah hujan. Tidak semua lahan yang ada terintegrasi dengan saluran irigasi. Jadi, masyarakat di sini juga sudah paham dan mengerti kalau musim kemarau pilihannya ya tanam palawija atau tanam lainnya selain padi, karena tidak butuh terlalu banyak air,” ujar Iman. Kekeringan yang terjadi tahun ini, menurut Iman, datang setelah musim panen selesai. Sehingga kondisi tersebut tidak berpengaruh pada produktivitas tanaman maupun hasil panen para petani. Namun, tetap saja berdampak bagi kebutuhan sehari-hari warga. “Panen padi susah selesai sebelum musim kemarau masuk tahap puncak. Tidak berpengaruh ke produktivitas hasil panen. Terlebih, sebenarnya untuk wilayah Karangwareng mayoritas itu yang paling banyak tanaman tebu,” imbuhnya. Sementara itu, Kuwu Desa Blender, Moch Yunus kepada Radar Cirebon menyampaikan, jika kondisi Desa Blender saat ini kekurangan air. Baik itu air untuk area pertanian ataupun kebutuhan akan air bersih sangat kekurangan. Bahkan saat ini menurutnya, sekitar 70 persen wilayah Desa Blender mengalami kesulitan air akibat musim kemarau yang terjadi tahun ini. Namun warga tidak bisa berbuat banyak, kecuali dengan menghemat dan memanfaatkan air sebaik mungkin. “Mudah-mudahan kemaraunya cepat berakhir. Cepat hujan dan masyarakat serta petani tidak kekurangan air lagi,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: