Riparda Jabar Sebut Cirebon Jadi Destinasi Wisata Dunia

Riparda Jabar Sebut Cirebon Jadi Destinasi Wisata Dunia

CIREBON-Usulan pemisahaan kelembagaan Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (DKOKP)  Kota Cirebon, dinilai dapat memaksimalkan pembidangan di dalamnya, Bidang kebudayaan dan pariwisata diharapkan dapat porsi lebih. Kendati demikian, ada evaluasi kelembagaan yang nantinya akan menjadi penentu. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) M Arif Kurniawan ST mengungkapkan, setiap tahunnya evaluasi dilakukan. Dari situ bisa jadi pintu masuk, apakah perlu dipisahkan atau tidak. \"Itu ada di bagian organisasi. Hasilnya bagaimana, nanti ditentukan apa memang perlu dipisah atau bagaimana,\" ujar Arif. Namun bila melihat kondisi eksisting, potensi kebudayaan dan pariwisata saat ini belum bisa dimaksimalkan oleh DKOKP. Padahal, ke depan tuntutannya kian tinggi. Dari aspek regulasi saja, ada dua rancangan peraturan daerah (raperda) yang saat ini sedang disusun. Yakni, Raperda Cagar Budaya dan Raperda Rencana Induk Pariwisata Daerah (Ripadarda) iparda Kota Cirebon. Dengan dua produk regulasi ini, bidang kebudayaan dan pariwisata menjadi sangat vital. \"Kalau melihat dan menindaklanjuti dari Riparda Jawa Barat, Cirebon ini masuk sebagai destinasi wisata dunia,\" ucapnya. Pemerintah Jawa Barat sendiri tak begitu saja menetapkan Cirebon sebagai destinasi wisata dunia. Ada potensi yang komplet dan tidak dimiliki daerah lain di Jawa Barat. Misalnya saja kekayaan cagar budaya dengan adanya keraton-keraton, hingga seni dan budaya yang khas. Tinggal hal ini memang dimaksimalkan secara serius. Pemerhati Budaya, Jajat Sudrajat mengungkapkan, pemisahan DKOKP menjadi harapan para budayawan dan seniman. Kota Cirebon bisa mengambil contoh dari Kabupaten Indramayu. Di sudah dinas kebudayan dan pariwisata terpisah dari bidang kepemudaan dan olahraga. Ini juga bisa jadi solusi dari keterbatasan anggaran. Selama ini, mau tidak mau harus diakui DKOKP berbenturan dengan masalah klasik ini. “Ya kalau pemda ada kemauan, sebenarnya kan bisa,” tuturnya. Minimnya anggaran, kata dia, juga berkaitan dengan minim kreativitas. Contoh kecil saja, Purwakarta sedemikian seriusnya menyambut pendatangan. Mereka pasang selamat datang di tol. Sementara Cirebon, tak pernah punya produk sejenis. Baik dari Pemerintah Kota Cirebon maupun Kabupaten Cirebon. “Ini banyak orang lewat tol, kok nggak ada penyambutan. Yang sederhana seperti ini saja, bisa jadi tolak ukur dari keseriusan pemerintah,\" ucapnya. Jajat menilai, sejauh ini pemerintah lemah dalam memaksimalkan potensi pariwisata dan budaya. Hal itu dimulai dari yang kecil. Sehingga dia mendorong agar DKOKP segera dipisah. Dengan demikian, tidak ada lagi kerancuan. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: