Puncak Kulminasi, Suhu Udara di Cirebon Lebih Panas

Puncak Kulminasi, Suhu Udara di Cirebon Lebih Panas

CIREBON-Sepekan terakhir suhu udara di Kota Cirebon terasa lebih panas. Namun titik puncaknya baru akan terjadi 11 Oktober nanti. Sebagian besar wilayah Jawa Barat juga memasuki suhu terpanas dalam satu tahun. Dari pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) suhu maksimum di siang hari mencapai 36-37 derajat celcius. Forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn menyebutkan, kondisi ini lumrah terjadi di awal Oktober. Penyebabnya adalah posisi matahari berada di atas Pulau Jawa. Sehingga penyinarannya lebih besar, dan mempengaruhi peningkatan suhu udara di bumi. \"Memang ada peningakatan, biasanya maksimum itu 34-35 derajat celcius. Sekarang 35-36 derajat celcius,\" ujar Faiz –sapaan akrab Ahmad Faa Izyn- kepada Radar Cirebon. Fenomena ini disebut kulminasi utama. BMKG memerkirakan puncaknya terjadi pada 11 Oktober. Di mana posisi matahari tepat berada di atas Jawa Barat. Diprediksi suhu udara bisa meningkat hingga maksimum 38 derajat celcius. Faiz menjelaskan, kulminasi atau transit atau istiwa merupakan fenomena ketika matahari tepat berada berada di posisi paling tingggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama. Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat menghilang. Karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Karena itu, hari kulminasi utara terkenal juga sebagai hari tanpa bayangan. Kulminasi ini terjadi karena bidang ekuatur bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi. Sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,50 derajat lintang utara sampai dengan 23,50 lintang selatan. Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari.  Pada tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 20 Maret pukul 23.15 WIB dan 23 September pukul 08.54 WIB. Adapun pada 21 Juni pukul 17.07 WIB, matahari berada di titik balik utara dan pada 22 Desember pukul 05.23 WIB matahari berada di titik balik selatan. Hal ini lantaran Indonesia yang berada di sekitar ekuator. Kulminasi utama di wilayah Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di jalur khatulistiwa. Khususnya untuk Kota Pontianak yang terletak di khatulistiwa. Fenomena ini terjadi bersamaan dengan saat matahari tepat di khatulistiwa, yaitu pada 20 Maret, yang kuliminasi utamanya terjadi pada pukl 11.50 WIB, dan pada tanggal 23 September, yang kuliminasi utamanya terjadi pada pukul 22.35 WIB. Di kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang kota tersebut. Secara umum, kulimnasi utama di Indonesia terjadi antara 22 Februari di Kupang hingga 8 April di Banda Aceh dan 10 September di Banda Aceh sampai dengan 20 Oktober di Kupang. Di Jawa Barat sendiri, kulminasi utama terjadi 11 Oktober sekitar pukul 11.36 WIB. Faiz juga menerangkan suhu udara yang meningkat ini, juga dampak dari terjadinya puncak musim kemarau. BMKG memprediksi puncak musim kemarau terjadi pada bulan September hingga Oktober awal. Sementara untuk musim hujan, bakal mulai terjadi di akhir bulan Oktober atau awal November. \"Prediksi awal musim hujan, terjadi pada akhir oktober atau awal bulan november,\" jelasnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: