Di Cirebon, Cawapres Sandiaga Uno Terkesan Batik, hingga Tas Rotan

Di Cirebon, Cawapres Sandiaga Uno Terkesan Batik, hingga Tas Rotan

CIREBON-Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Salahudin Uno melakukan banyak kegiatan di Kota/Kabupaten Cirebon. Dimulai dari Gedung Andalus City, Harjamukti, Sandi menjadi pembicara melalui kegiatan training of Trainer OK OCE. Ia memaparkan program OK OCE sebagai program unggulan. Sandi meyakini program OK OCE bisa menjadi solusi atas kondisi ekonomi saat ini yang menurutnya sudah cukup menghawatirkan. Ia mengatakan OK OCE yang menjadi program unggulannya ketika menjabat sebagai Wagub DKI Jakarta sudah berjalan dengan baik. Sehingga, kata Sandi, OK OCE  perlu diterapkan di level nasional melalui one kabupaten/kota one center of enterpreuner untuk mendongkrak ekonomi nasional. Sandi mengklaim program OK OCE dapat mendongkrak perekonomian di daerah.  Produk yang diproduksi oleh para penguasaha daerah diyakini bisa membuka lapangan kerja dan mengurangi ketergantungan konsumen terhadap produk impor. Sementara Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Ahmad Heryawan yang hadir dalam kegiatan itu berharap program OK OCE yang ditawarkan oleh tim Prabowo-Sandi akan menjadi solusi  terhadap permasalahan ekonomi saat ini. Pria yang akrab disapa Aher itu menuturkan, melemahnya rupiah saat ini disebabkan rendahnya produktivitas karena minimnya pengusaha yang berakibat pada besarnya nilai impor daripada ekspor. “Mudah-mudahan ini menjadi pemicu dunia usaha di Jawa Barat. Ketika pengusaha maju maka produktivitas akan meningkat dan barang produksi yang dibutuhkan masyarakat juga meningkat. Dan tentu ini dalam skala panjang akan mengurangi impor kita. Sebab sekarang rupiah kita melemah karena terlalu banyak impor kita daripada ekspor,” tutur Aher. Aher meyakini bahwa cara melahirkan pengusaha- pengusaha baru adalah cara yang ampuh untuk mengatasi kondisi ekonomi saat ini. “Tentu cara yang paling jitu untuk membuat rupiah adidaya atau kuat dibandingkan mata uang asing khususnya dolar adalah dengan memperbanyak produktivitas dan produksi, kemudian kita mengekspornya, dan kemudian ekspor kita besar daripada impora. Dari situlah ekonomi kita akan menguat,” katanya. Sandi juga mengunjungi kawasan Trusmi untuk mengisi acara ‘Motivasi Bisnis bersama owner Batik Trusmi Ibnu Riyanto dan Sally Giovani. Di sela perbincangan, Sandi mengaku terkesan motif mega mendung. Menurutnya, batik mega mendung adalah ikon batik Cirebon karya anak bangsa yang mendunia. “Saya sangat terkesan atas pemberian jaket motif mega mendung (diberikan oleh Ibnu Riyanto, red) karena ini merupakan ikon karya anak bangsa yang mendunia. Saya sendiri sudah melihat batik mega mendung banyak dipakai di luar negeri, dan permintaan untuk ekspor batik motif ini mengalami peningkatan sebesar 20 persen,” ujar Sandi. Ditambahkan Sandi, Cirebon tidak hanya terkenal dengan batik mega mendungnya. Banyak potensi lain yang dimiliki. Seperti wisata realigi, rotan, ekonomi kreatif, dan yang paling utama adalah Cirebon sebagai kota berbasis pesisir. Masih di Cirebon, cawapres pasangan Prabowo Subianto itu mendatangi UMKM pembuat emping di Desa Tuk, Kecamatan Kedawung. Kedatangan Sandi membuat warga histeris. Sepanjang gang menuju ke lokasi, ratusan warga tampak berebut untuk swafoto atau sekadar bersalaman. Seorang ibu bahkan histeris setelah mendapatkan foto dan bersalaman dengan cawapres yang didukung Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, dan Berkarya tersebut. Sesampainya di tempat pembuatan emping yang dikelola pasangan Endi dan Nancy, Sandi terkesima. Ia melihat tempat pembuatan emping yang jadi oleh-oleh khas Cirebon. Dapurnya begitu sederhana. Melinjo dibakar dengan pasir di atas tungku. Lalu biji melinjo yang sudah matang dibuka kulitnya dan ditumbuk. \"Saya mau coba bikin emping,\" kata Sandi. Dia pun duduk dan mulai memukul biji melinjo dengam alat seperti palu seberat 2,5 kg. Berapa kali biji melinjo melejit karena kurang presisi. “Susah ternyata bikin emping,” singkatnya. Namun, akhirnya Sandiaga berhasil menumbuk  melinjo hingga pipih. Satu emping ukuran sedang menghabiskan empat  sampai lima melinjo. “UMKM seperti ini yang bisa mensejahterakan masyarakat sekitarnya. Saya kagum dengan pasangan Pak  Endi dan Bu Nancy yang menghidupi keluarga para pekerja pembuat melinjo ini. Meski kecil, tapi sidah menciptakan lapangan kerja,\" ujarnya. Tak hanya mencoba membuat emping, Sandi juga melanjutkan perjalanan menyerap aspirasi masyarakat dengan mengunjungi sentra produksi rotan H Mulyadi. Para pengusaha rotan, salah satunya Mulyadi, berharap jika Prabowo dan Sandiaga menjadi Presiden dan Wakil Presiden di 2019 bisa mengubah kebijakan atau regulasi ekspor bahan mentah rotan yang menyulitkan para pengrajin dalam mendapatkan bahan baku. “Rotan  begitu banyak menyerap tenaga kerja. Namun kebijakan ekspor bahan baku rotan membuat industri rotan terpukul. Banyak orang tidak kebagian pekerjaan. Industri  rotan di Cirebon dikerjakan di rumah-rumah. Tapi sekarang banyak yang tidak kebagian,\" jelas pengusaha rotan Mulyadi. Ibu Maria, pengrajin rotan mengingkapkan hal yang sama. Kesulitan mendapatkan bahan baku rotan. “Ini harus dibereskan pak deregulasinya. Termasuk hanya segelintir orang yang menguadai bahan baku rotan. Padahal di petani  bahan baku menumpuk. Ini ada permainan Pak,” kata Ibu Maria. Sandi berjanji akan menampung keluhan ini, dan akan memperbaiki masalah tersebut jika terpilih. “Insya Allah jika terpilih kami akan membuat regulasi yang berpihak kepada indistri kecil yang banyak menyerap tenaga kerja seperti di Cirebon,” janji Sandi. Di akhir acara Sandi diberikan tas rotan yang dipadupadankan dengan kulit. Arif, pengrajin meminta Sandi memberikan nama untuk tas jenis postman itu. “Tas seperti ini nama jenisnya postman bag. Tas tukang pos yang meletakkan surat-suratnya yang harus dikirim. Karena ini terbuat dari rotan saya beri nama Postan, tas postman dari rotan semoga memperkuat ekspor kita,\" kata Sandi yang langsung menggunakan tas tersebut. (awr/ade-lan/FIN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: