Harga Garam di Petani Paling Mahal Rp800, Tingkat Pengecer Naik Empat Kali Lipat

Harga Garam di Petani Paling Mahal  Rp800, Tingkat Pengecer Naik Empat Kali Lipat

CIREBON-Harga garam krosok di tingkat pengecer dan pasar tradisional bikin kaget. Harga tersebut naik hingga empat kali sampai lima kali lipat dari harga garam di tingkat petani. Padahal, saat ini harga garam harusnya sedang anjlok dan sangat murah. Terlebih, sekarang sedang memasuki musim puncak kemarau. Yang membuat kaget, harga perkilogram garam krosok saat ini sampai Rp2.500 sampai Rp3.000 perkilogram. Warman, salah seorang pedagang garam di ruas Jalan Raya Lemahabang-Pabuaran mengatakan, meskipun harga garam krosok di tingkat petani terus mengalami penurunan, namun harga garam di tingkat pengecer relatif tidak mengalami perubahan. “Dari kemarin memang kita jual harganya segini. Perkilo untuk yang kualitas super putih itu Rp3.000. Untuk yang biasa kita jual Rp2.500,” ujar Warman. Menurutnya, harga tersebut jauh lebih mahal disbanding harga jual di tingkat petani. Hal ini dikarenakan ada beberapa proses yang membutuhkan biaya dan menguras tenaga yang ditempuhnya, sebelum menjual garam tersebut secara eceran. “Kita beli memang di petani harganya perkilogram garam super yang putih itu dari mulai Rp1.000 sampai Rp1.100. Sementara untuk garam kualitas biasa-biasa itu harganya sekitar Rp800. Kita kan keluar modal juga untuk ngangkut, untuk beli kemasan, sampai belum lagi kalau ada penyusutan. Jadi, kalau segitu saya kira wajar,” imbuhnya. Alasan lain lagi, menurutnya, garam yang ia jual tidak langsung habis. Banyak barang yang mengendap, karena saat beli di petani, masih mahal. Namun sekarang harganya begitu murah. “Ini juga dari pagi belum ada yang beli. Orang beli garam kan gak setiap hari, sebulan sekali saja sudah untung. Makanya, harga memang sedikit lebih mahal,” ungkapnya. Sementara itu, Yoyo salah seorang petani garam di Blok Kandawaru Desa Waruduwur kepada Radar Cirebon menuturkan, jika harga garam saat ini berkisar antara Rp700 sampai Rp800 perkilogram. Saat ini, tidak banyak petani yang menjual garam. Rata-rata para petani saat ini menyimpan hasil panennya untuk dijual kembali saat harga tinggi di musim hujan beberapa bulan ke depan. “Saya saja sudah mulai nyimpan. Ini sudah masuk tahap akhir musim garam. Kalau dijual sekarang pun percuma harganya murah. Mending nanti saat musim hujan saja, biasanya lebih mahal,” pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: