Evaluasi Dishub-Satlantas soal APILL Jl Cipto Cirebon Beda Hasil

Evaluasi Dishub-Satlantas soal APILL Jl Cipto Cirebon Beda Hasil

Baru di Kota Cirebon. Ada median jalan dipasangi lampu merah. Yang nama resminya; Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL). Keberadaannya mengundang pro-kontra. Tidak hanya masyarakat. Dinas Perhubungan dan Polres Cirebon Kota juga beda pendapat. ============= TIAP akhir pekan Jl Cipto Mangunkusumo Kota Cirebon selalu padat. Kendaraan membanjiri jalanan. Sesekali tersendat. Seperti yang terlihat di titik putar arah (u-turn) Indosat, Minggu (14/10). Secara khusus Radar Cirebon melakukan pengamatan. Di momen puncak kepadatan. Tepatnya pukul 16.30-17.00 WIB. Hasilnya: 100 kendaraan putar arah. Dalam rentang 30 menit, seratusan kendaraan yang memutar arah tentu menyebabkan antrean tersendiri. Keberadaan APILL lantas menjadi pertanyaan. Soal efektivitas penerapannya. Kepala Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Cirebon Kota AKP Rezkhy Satya Dewanto, melalui Kepala Unit Pendidikan dan Rekayasa Lalu Lintas Iptu Bambang Indrijanto SH menilai, pemasangan perangkat itu tidak mengurangi atau mengurai kemacetan. Dalam pengamatannya, ada permasalahan baru. Saat lampunya menyala merah, antrean kendaraan memanjang sampai u-turn di belakangnya. Hal ini menjadi bahan evaluasi. Sebab sepengetahuan Satlantas Polres Cirebon Kota, APILL itu masih tahap uji coba. \"Masyarakat bisa menilai sendiri. Apa diperlukan APILL itu secara permanen atau tidak?\" ujar Bambang, kepada Radar Cirebon. Keberadaan APILL itu juga tidak dikoordinasikan dengan Satlantas Polres Cirebon Kota. Dia mengaku belum pernah diajak membahas. Termasuk masa pemberlakuan uji coba. Kalaupun ada pembicaraan, sifatnya hanya pemberitahuan di lapangan. Itu pun dilakukan saat APILL akan dipasang. “Sepengetahuan kami, itu masih uji coba. Dan belum ada koordinasi secara resmi dengan kami,” tandasnya. Dari evaluasi yang dilakukan Satlantas Polres Cirebon Kota, APILL dinilai menyebabkan kemacetan lagi. Sebab, jarak antara perangkat dengan u-turn lainnya terbilang pendek. Misalnya APILL Indosat ke u-turn Kompleks TNI Angkatan Laut. Saat APILL menyala merah, antrean kendaraan yang hendak memutar bisa sampai ke u-turn di belakangnya. Begitu juga kendaraan dari arah Gunungsari. Di lajur kanan seringkali ada penumpukan karena antrean untuk memutar arah. Bambang menyebutkan, kepadatan kendaraan juga disebabkan keluar masuk dari Transmart maupun Cirebon Super Block (CSB) Mall. Kondisi itu diperparah dengan kendaraan umum yang menunggu penumpang. Termasuk angkutan online yang belakangan ini sering ngetem. Padahal di area itu sudah dipasang rambu larangan berhenti. Selain itu pihak Transmart tidak menyediakan lahan parkir yang memadai. Mobil maupun motor pengunjung banyak yang parkir atau berhenti di depannya. Padahal TNI AL pernah menawarkan untuk penggunaan sebagai area kompleks untuk lahan parkir. Tapi tawaran itu tidak ditanggapi. Masalah berikutnya ialah kendaraan yang keluar Transmart, posisinya dekat dengan APILL. Makanya terjadi krodit di titik itu. Apalagi pada akhir pekan atau liburan, banyak bus pariwisata yang karena tidak ada lahan parkir di dalam, akhirnya parkir di bahu jalan. \"Kesimpulannya, menurut kami penempatan APILL tidak efektif dan maksimal,\" tukas Bambang. Keberadaan u-turn Indosat menurut dia, perlu dievaluasi lagi. Pasalnya keberadaan titik putar arah tersebut sering bikin macet. Lintasannya terlalu sempit. Membuat mobil yang berputar arah tidak leluasa. “Mobil banyak yang tekor kalau muter di situ. U-turn itu idealnya dua mobil sekaligus bisa muter,” kata Bambang. Satlantas Polres Cirebon Kota sebetulnya telah merekomendasikan u-turn Indosat ditutup. Begitu juga di depan kantor lama Disdagkop-UKM. Sebab ada juga rencana membuka titik memutar baru di depan SMAK BPK Penabur. Yang akan menjadi akses masuk ke Jl Pecilon. Namun Bambang juga tidak menyatakan hasil evaluasi ini absolut. Sebab, harus ada kajian-kajian dan koordinasi dari stakeholder terkait. Tujuannya adalah agar bisa menyelesaikan masalah ini. Di lain pihak, Dinas Perhubungan (Dishub) justru merasa pemberlakuan u-turn yang dikomninasikan dengan APILL berjalan efektif. Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas, Asep Sudrajat menilai, APILL berhasil mengatur lalu lintas lebih efektif terutama di jam padat apalagi weekend. Yang paling terasa adalah berkurangnya beban kendaraan di Lampu Merah Gunungsari. Juga berkurangnya persinggungan kendaraan. “Sebelumnya, kendaraan bisa nunggu lampu merah di Gunungsari sampai tiga kali. Sekarang paling lama dua kali. Kalau lagi lancar sekali,” katanya. Selain itu, crossing di u-turn Indosat mulai berkurang. Melihat indikator-indikator ini, dishub menyimpulkan bahwa APIL ini sangat membantu pengaturan di ruas jalan tersebut. Yang tidak kalah penting ialah kesadaran pengendara khususnya sepeda motor. Bagaimana mentaati keberadaan rambu lalu lintas. “Terutama motor, itu sering nerobos. Padahal kalau sama-sama patuh, APILL ini akan baik sekali,” tuturnya. Hingga saat ini penerapan APILL tersebut masih menggunakan perangkat uji coba. Dishub bersama Forum Lalu Lintas masih mengkaji efektivitas penggunaan rambu tersebut. Bila sudah ada kajiannya, nanti akan disimpulkan. Apakah APILL ini diberlakukan permanen. Atau justru sebaliknya.  (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: