Event CEF 2018 Dekatkan UMKM dengan Buyer

Event CEF 2018 Dekatkan UMKM dengan Buyer

CIREBON- Event Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF) 2018 dibuka dengan pemukulan gong oleh Sultan Kacirebonan Pangeran Raja Adipati Abdul Gani Natadiningrat, Sabtu (20/10), di Hotel Prima Cirebon.  Acara yang digelar hingga Minggu (21/10), diikuti sebanyak 70 UMKM binaan KPw BI Cirebon atau yang biasa disebut dengan Wirausaha BI (WuBI), dari binaan perbankan lainnya dan binaan pemerintah daerah. Kepala KPw BI Cirebon, M Abdul Majid Ikram mengatakan, tahun lalu kegiatan CEF mengarahkan untuk memperkenalkan produk-produk untuk dikenal oleh masyarakat, khusus di Ciayumajakuning.  Sedangkan di tahun ini, lanjutnya, CEF 2018 diarahkan lebih naik kelas dengan mengadakan Business Matching. Meskipun beberapa WuBI sudah banyak yang merambah ke pasar luar Ciayumajakuning. “Beberapa produk sudah go nasional dan salah satu produk seperti batik bahkan sudah go internasioanal,” terangnya. Lebih lanjut, dijelaskan Ikram, kegiatan CEF 2018 juga dimeriahkan dengan seminar motivasi kewirausahaan, lomba kreatif, dan membuka secara gratis penukaran kartu ATM dengan kartu ATM berlogo GPN. Dalam kegiatan tersebut, pihaknya juga memberlakukan one stop payment.  “Dan untuk mendukung program gerakan nasional non tunai (GNNT) pembayaran bisa dilakukan secara non tunai yakni menggunakan kartu debit,” ujarnya. Diungkapkan Ikram, di hari pertama KPw BI Cirebon memberikan sejumlah bantuan sebagai bagian dari program sosial Bank Indonesia, yakni di antaranya untuk pengembangan local economic development Desa Cibeureum Kabupaten Kuningan, program ketahanan pangan komoditi padi kepada kelompok tani klaster Bank Indonesia di Kabupaten Indramayu, dan BI Corner di SMAN 2 Cirebon, Perpustakaan Kabupaten Indramayu, Universitas 17 Agustus Cirebon, dan Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC). Selain itu, dalam business matching, pihaknya mendatangkan buyer dari berbagai kota besar seperti Mirota Batik Jogjakarta, Pusat Oleh-Oleh Brawijaya Malang, hingga Pusat Oleh-Oleh Krishna Bali. Sementara itu, Pengelola Pusat Oleh-Oleh Brawijaya Malang, Tamsil Ainnur Rizal turut mengapresiasi acara CEF 2018. Menurutnya, KPw BI Cirebon bisa mewadahi UMKM yang memiliki keahlian namun susah untuk memasarkan produknya yang luar biasa. Dengan adanya kegiatan ini, kata Tamsil, UMKM pun bisa langsung didatangi. Selaku buyer, pihaknya juga merasa terbantu untuk mencari market. Diakui Tamsil, sebagian UMKM Ciayumajakuning sudah memiliki produk yang baik, hanya saja kurang dalam packaging-nya. Ia berharap, KPw BI Cirebon dapat membina UMKM dalam mengemas produknya lebih menarik lagi. Sehingga, konsumen yang melihat langsung ingin membeli. Pada kegiatan CEF 2018, Tamsil akan membawa enam produk dari Cirebon untuk dipasarkan di tempat pusat oleh-oleh yang dikelolanya. Dari enam produk yang akan dibawa, salah satunya adalah produk olahan mangga. “Karena di Malang identik dengan olahan buah, di sana ada apel, dan di sini ada mangga sepertinya menarik untuk dipasarkan. Namun, pekerjaan rumahnya adalah kontinuitas dari produk ini karena mangga menjadi buah yang musiman, kami harap kontinuitas dari produk ini bisa berjalan sesuai yang diharapkan,” terangnya. Sementara itu, Manager Pengembangan Mirota Batik Jogjakarta, Parji Ronowijoyo mengatakan, UMKM di Cirebon memiliki potensi pasar yang luar biasa, khususnya untuk batik-batiknya. Sudah ada beberapa produk batik yang menarik untuknya, salah satunya Batik Ciwaringin. Menurutnya, motif dari Batik Ciwaringin memiliki kekhasan tersendiri dibandingkan batik lain. Pihaknya pun telah memiliki beberapa perjanjian dengan beberapa UMKM di Cirebon khususnya batik. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: