Arena Judi Ayam yang Digerebek Polisi Sudah Lama Eksis

Arena Judi Ayam yang Digerebek Polisi Sudah Lama Eksis

MAJALENGKA-Berujung maut. Enam orang harus meregang nyawa. Di lokasi judi sabung ayam. Aktivitas judi yang sudah lama eksis. Tepatnya di bibir Sungai Cimanuk di Desa Genteng, Kecamatan Dawuan, Majalengka. Sulit menjangkau lokasi itu. Mobil tak bisa masuk. Hanya bisa dengan kendaraan roda dua. Atau jalan kaki. Banyak orang penasaran dengan lokasi judi sabung ayam itu. Selasa (23/10), Radar Majalengka mencoba menuju lokasi judi tersebut. Harus melewati jalan yang berbatu sekitar 2,5 KM dari balai desa setempat. Kendaraan roda empat memang tidak bisa masuk langsung ke lokasi perjudian. Karena harus melewati jalan setapak dan jembatan kecil yang hanya bisa dilintasi oleh motor atau dengan berjalan kaki. Lokasi judi yang dikelilingi pohon bambu dan jati itu memang berada di bibir Sungai Cimanuk. Hanya berjarak beberapa meter saja dari sungai. Saat Radar berkunjung, sudah tampak di-police line. Bekas adu ayam juga masih terlihat. Sekaligus tampak acak-acakan, seperti sisa penggerebekan oleh polisi. Tak hanya Radar Majalengka, beberapa warga juga berdatangan ke lokasi. Mereka penasaran. Bagaimana bisa proses penggerebekan itu merenggut enam nyawa. Salah satu warga yang berkunjung adalah Inoh (50) warga Desa/ Kecamatan Kasokandel. Inoh datang bersama beberapa tetangganya. Mereka sengaja mendatangi lokasi perjudian karena penasaran. Apalagi kerabat Inoh, Anto, juga ditemukan tewas di Sungai Cimanuk usai penggerebekan. “Saya penasaran ingin melihat langsung lokasi sabung ayam ini. Ternyata sangat jauh dari permukiman warga,” tuturnya di lokasi kejadian. Warga lainnya, Benny, asal Pasar Balong, Kelurahan Majalengka, juga mengaku penasaran dan ingin melihat langsung lokasi judi sabung ayam tersebut. “Saya sampe bawa motor sendiri ke lokasi kejadian. Ya penasaran aja,” aku Benny. Pantauan Radar Majalengka, karena banyaknya warga yang datang ke lokasi judi sabung ayam itu membuat pedagang makanan dan minuman ikut hadir ke TKP untuk berjualan. Salah satunya Bunyamin (55). Ia merupakan penjual es doger dan bakso sapi asal Desa Randegan, Kecamatan Jatitujuh. Bunyamin mengaku baru kemarin ia berjualan di lokasi judi sabung ayam itu. Alasannya karena banyak warga yang datang ke tempat tersebut. Bunyamin juga mengaku selama ini berjualan hanya sampai kawasan perkebunan bawang. Tak pernah sampai ke lokasi judi sabung ayam. Meskipun ia tahu ada keramaian. “Dan saat penggerebekan itu saya sudah pulang. Saya memang tidak pernah ke lokasi perjudian karena khawatir ada keributan,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Desa (Kuwu) Genteng Bangbang Suherlan mengatakan lokasi perjudian sabung ayam itu sudah cukup lama. Tapi, Bangbang mengaku ia tidak pernah ke lokasi. Aktivitas penyakit masyarakat (pekat) itu diakui Bangbang telah meresahkan warga. “Di sisi lain kami bersyukur ada penggerebekan. Tapi tak disangka harus ada korban jiwa,” kata kuwu. Bangbang menyatakan lokasi persawahan yang jadi arena judi itu belum masuk wilayah RT/RW manapun di desanya. “Dan saya benar-benar tidak menyangka  adanya judi sabung ayam yang akhirnya digerebek polisi  akan berakhir dengan adanya korban jiwa. Pada hari kejadian, tidak ada laporan ke pemdes bahwa akan ada penggerebekan,” terang Bangbang. Terpisah, Polda Jabar mengakui sudah menerima laporan terkait penggerebekan yang menewaskan 6 orang warga itu. “Laporan sudah kita terima. Untuk pendalaman kasus, tentu kita serahkan ke Polres Majalengka,” terang Kepala Bidang Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudo. Seperti diketahui, penggerebekan dilakukan Sabtu (20/10) sekitar pukul 15.30. Kapolres Majalengka AKBP Noviana Tursanurohmad mengatakan penggerebekan itu sudah sesuai SOP. Polisi datang ke lokasi karena ada laporan warga yang resah dengan aktivitas perjudian tersebut. Saat itu, ketika polisi tiba di lokasi, langsung meminta mereka yang terlibat judi agar tak melarikan diri. Tapi, massa berhamburan. Tembakan peringatan ke udara tak dihiraukan. Puluhan orang yang berada di lokasi sabung ayam antara Dawuan dan Jatitujuh tersebut langsung kocar-kacir. Termasuk lari hingga menceburkan diri ke Sungai Cimanuk. Mereka yang meregang nyawa ini ditemukan mengapung di Sungai Cimanuk di Blok Sawah Tanah Porang, Desa Genteng, Dawuan. Ada korban yang ditemukan Minggu pagi (21/10), ada pula yang baru ditemukan pada Senin (22/10). Jenazah kemudian dievakuasi ke RSUD Cideres untuk proses visum. Dari hasil pemeriksaan medis yang dilakukan dokter jaga IGD RSUD Cideres dr Nining, disebutkan bahwa tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun dugaan tindak pidana. Mereka yang meninggal diduga akibat tenggelam dan kehabisan oksigen. (ara/cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: