Panen Padi Dem Area Capai 8,8 Ton/Ha

Panen Padi Dem Area Capai 8,8 Ton/Ha

INDRAMAYU – Panen padi di dua lokasi demontrasi area (Dem Area) program budidaya tanaman sehat di Desa Mangunjaya dan Salamdarma, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, menuai hasil memuaskan. Di dua lokasi Dem Area wereng batang cokelat (WBC) bantuan program Direktorat Jenderal Perlindungan Tanaman Kementerian Pertanian RI itu mampu menghasilkan rata-rata 8,8 ton gabah kering pungut (GKP) per hektare. Produksi itu berdasarkan hasil ubinan yang dilakukan petugas Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Dinas Pertanian di lokasi Dem Area, Selasa (23/10). Pelaksanaan panen perdana padi dilakukan bersama-sama oleh perwakilan BBPOPT Kementan RI, Yadi, Camat Anjatan Opik Hidayat bersama jajaran muspika, Koordinator PP BPP Anjatan, Khasan, Koordinator POPT, Abdullah, Kepala UPTD Pertanian Dhileh dan pengurus kelompok tani penerima program Dem Area 2018. “Itu hasil rata-rata dari beberapa ttitik lokasi ubinan. Hasil riilnya bervariasi. Ada yang 9 ton lebih, 8,5 ton. Jadi kalau dirata-ratakan 8,8 ton sehektare. Cukup bagus,” kata Koordinator PP BPP Anjatan, Khasan. Keberhasilan itu, terang Khasan, menunjukkan program bantuan budidaya tanaman sehat di lahan seluas 250 hektare terbukti mampu mengatasi serangan hama WBC serta penyakit kerdil rumput alias klowor. Sebelumnya, secara massif kedua hama tersebut menimbulkan gagal panen. Kesuksesan itu berimbas pada berlanjutnya bantuan program dari Kementan RI untuk lokasi Dem Area di desa lain dengan luasan 250 hektare. Lewat program Budidaya Tanaman Sehat Padi, terang Khasan, petani akan menerima bantuan seperti pupuk organik, bibit padi, dolomit sampai tanaman bunga-bungan yang berfungsi menimalisir serangan WBC. “Kalau diuangkan itu sekitar Rp 1,7 juta per hektare, tapi bentuknya berupa fasilitas,” ujarnya. Sementara, Camat Anjatan Opik Hidayat berharap, pelaksanaan program budidaya tanaman sehat dapat menjadi pelajaran serta bahan evaluasi untuk musim tanam berikutnya. Karena program tersebut terbukti cukup berhasil. “Petani dan kelompok tani penerima program ini harus menjadi pelopor, menularkan ilmu kepada petani lainnya bagaimana mengolah tanah yang baik, pemanfaatan pupuk organik dan pengendalian hama secara efesien sejak mulai musim tanam,” terangnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: