Erdogan: Pembunuhan Kashoggi Direncanakan

Erdogan: Pembunuhan Kashoggi Direncanakan

ANKARA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan bikin ramai. Kepada anggota parlemen, ia menyebut jika pembunuhan jurnalis senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi telah direncanakan beberapa hari sebelumnya. Dikutip BBC pada Selasa (23/10), Erdogan mengatakan Turki memiliki bukti kuat bahwa Khashoggi terbunuh dalam pembunuhan terencana dan biadab di konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu. Presiden ke-12 Turki itu juga menyerukan agar para tersangka yang terlibat untuk diadili di Istanbul. Pria 64 tahun itu juga menuntut agar pihak Arab Saudi, dapat memberikan jawaban tentang di mana keberadaan jasad kontributor Washington Post itu berada dan siapa yang memerintahkan pembunuhan tersebut. Erdogan, masih dalam kesempatan yang sama itu, membenarkan tentang penangkapan 18 orang yang terkait kasus hilangnya Khashoggi. Namun, dirinya masih belum bersedia merilis rincian bukti yang dikumpulkan tentang kasus itu. Pria yang menjabat kepala negara Turki sejak 2014 itu, tidak menyebutkan rekaman audio atau video seperti yang disebutkan dalam laporan media pada hari-hari setelah hilangnya Kashoggi. Hanya saja, Presiden Truki itu menyebutkan jika tiga tim dari 15 warga Saudi tiba di Istanbul dengan penerbangan terpisah pada hari-hari dan jam-jam menjelang pembunuhan. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir dalam wawancaranya dengan Fox News mengatakan, jika aksi pembunuhan terhadap mantan pemimpin redaksi Al Arab News Channel itu sebagai sebuah kesalahan besar dan membantah jika kematian pria 60 tahun itu, ada hubungannya dengan putra mahkota Arab Saudi Mohammad Bin Salman. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam kesempatan yang berbeda pernah mengatakan, kasus hilangnya Khashoggi tidak ada kaitannya dengan Putra Mahkota saudi, Mohammad bin Salman. Pihak Arab Saudi juga sebelumnya menyatakan jika pihaknya meyakini, Kashoggi telah meninggalkan gedung konsulat Arab Saudi di Istanbul, di mana ia diketahui mengurus beberapa surat terkait dengan perceraiannya. Tetapi pada Jumat (waktu setempat) pekan lalu, Arab Saudi mengakui untuk pertama kalinya jika wartawan senior itu telah meninggal dunia, tewas dalam sebuah perkelahian. Sebuah klaim yang kemudian disambut skeptisisme luas.(ruf/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: