Bupati Ditangkap KPK, Aktivis Cirebon Sujud Syukur

Bupati Ditangkap KPK, Aktivis Cirebon Sujud Syukur

CIREBON-Sejumlah aktivis mendatangi Pendopo Bupati dan melakukan sujud syukur, Rabu malam (24/10). Salah satu aktivis itu adalah Ivan Maulana, dari Forum Aliansi Masyarakat Cirebon Raya (Famcira). Menurut Ivan, apa yang terjadi pada Sunjaya adalah buah dari doa-doa masyarakat yang menginginkan pemerintahan bersih dan transparan sesuai dengan janji-janji para pejabat tersebut saat dilantik. “Sekarang kita bisa menyaksikan banyak hal. Untuk pelaksanaan mutasi saja, Kabupaten Cirebon saya kira adalah yang paling banyak. Mutasi kemarin yang terakhir itu sesuai data kami itu mutasi yang ke-21. Ini jawaban doa-doa kami yang menginginkan tanah kami Cirebon bersih,” ujarnya. Menurut Ivan, dugaan jual beli jabatan sudah menjadi rahasia umum. Dalam tiap kali mutasi, kata Ivan, terjadi jual beli jabatan. Hal itu bahkan ia ketahui dari curhat-curhatan para pejabat baik yang akhirnya posisinya digeser atau digantikan. \"Silakan tanyakan pada aparatur-aparatur yang ada di Kabupaten Cirebon,\" bebernya. Ivan pun menyarankan wartawan untuk mengkroscek informasi jual beli jabatan tersebut ke para PNS dan aparatur yang ada di Kabupaten Cirebon. “Saya kira hal tersebut sudah menjadi rahasia umum. Banyak yang cerita ke kita soal hal itu. Banyak yang cerita bagaimana mereka harus mengeluarkan uang untuk satu jabatan,\" jelasnya. Terpisah, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Cirebon Abdul Muiz Syaerozie SThI MHI menyesalkan seorang kepala daerah melakukan praktik jual beli jabatan. “Kami masyarakat Kabupaten Cirebon merasa sangat prihatin, kecewa dan sangat sangat memalukan. Pemimpin yang dipercaya oleh masyarakat justru kena OTT KPK,” ujar Muis kepada RadarCirebon. Menurutnya, sorotan KPK kepada Cirebon kemungkinan sudah lama. Sebab, potensinya sangat besar. Cirebon, kata Muis, daerah yang kaya. Punya potensi sumber daya alam yang mumpuni. “Tapi dalam sektor pembangunan infrastruktur maupun penguatan SDM masyarakatnya, tampak begitu lamban ketimbang daerah lain. Boleh jadi kelambatan pembangunan ini diakibatkan oleh mental korup para pejabatnya,” kritik Muis. Yang memalukan lagi, kata dia, bupati yang tertangkap tangan ini baru saja memenangkan Pilkada 27 Juni 2018.  \"Ini bukannya kepercayaan masyarakat dimanfaatkan untuk memperbaiki kepemimpinannya, tetapi malah justru tertangkap tangan atas dugaan suap lelang jabatan dan proyek,\" sesalnya. Dia menambahkan, peristiwa OTT KPK terhadap Bupati Cirebon harus menjadi warning bagi para pejabat di Kabupaten Cirebon untuk berhati-hati dalam mengelola uang rakyat. “Karena akibatnya fatal. Mereka sendiri yang terjerat kasus hukum. Karirnya pun habis,\" pungkasnya. (den/dri/sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: