Kemenag Sisir Situs Sejarah Gebang, Rencana Dibukukan, Tim Masih Lakukan Kajian

Kemenag Sisir Situs Sejarah Gebang, Rencana Dibukukan, Tim Masih Lakukan Kajian

CIREBON-Tim dari Kemenag RI turun ke Cirebon. Tim tersebut mencari bukti-bukti fisik atau situs terkait penyebaran Islam di Kecamatan Gebang. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga situs-situs yang masih ada, agar bisa dipelajari dan diwariskan ke generasi penerus. Sekdes Gebangilir Abdul Manaf kepada Radar Cirebon menuturkan, jika ada beberapa tempat yang didatangi tim dari Kemenag RI. “Kalau informasi awal mereka sedang melakukan pendataan. Karena memang sebagai wilayah pesisir, Gebang sejak dulu banyak disinggahi oleh saudagar-saudagar asing yang mungkin melakukan penyebaran Islam di wilayah sekitar,” ujarnya. Namun data tersebut menurut Abdul Manaf, harus dikaji lagi untuk memastikan sejarah atau situs yang ada tidak bercampur dengan mitos ataupun cerita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan keasliannya. “Kalau mitos dan cerita tentang penyebaran Islam sih banyak. Cuma inikan pendataan. Kita cari situs yang ada di sini. Tentunya secara kualitatif harus bisa dipertanggungjawabkan,” imbuhnya. Tempat yang paling lama dikunjungi tim adalah komplek TPU Keradenan. Di lokasi tersebut, tim meneliti sebuah nisan batu yang di atasnya bertuliskan aksara Jawa dan Bahasa Arab yang usianya sudah diperkirakan ratusan tahun yang lalu. “Nisan ini salah satu yang sedang dikaji. Selain cerita masyarakat, tentu akan didukung dengan penelitian lebih lanjut seperti melihat umur dan jenis batu yang digunakan. Nanti akan selaras antara cerita dan fakta yang ada,” jelasnya. Sementara itu, warga sekitar, Joni kepada Radar Cirebon menuturkan jika di wilayah Gebang cukup banyak lokasi dan tempat-tempat bersejarah yang belum seluruhnya terdokumentasikan dengan baik dan benar. Harapannya, dari kegiatan tersebut, akan semakin jelas dan terang benderang sejarah yang sampai saat ini belum terungkap. “Tentu nanti harus dibukukan, ditandai situsnya. Karena banyak cerita masyarakat yang berkembang, tapi jarang sekali disertai dengan situs atau bukti fisik bangunannya atau peninggalannya,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: