Hadirkan Ahli dari Korea, Dalami Power Plant

Hadirkan Ahli dari Korea, Dalami Power Plant

Indonesia membutuhkan setidaknya 46 ribu teknisi ketenagalistrikan. Lapangan pekerjaan yang sedemikian luasnya itu adalah konsekuensi dari program listrik nasional 35 ribu mega watt. Kelas Vokasi Ketenagalistrikan Cirebon Power diharapkan bisa menjawab tantangan ini. YUDA SANJAYA, Cirebon TIGA bulan sudah siswa vokasi ketenagalistrikan Cirebon Power mengikuti program pelatihan. Dimulai dari aspek pembinaan mental dan kedisiplinan. Lalu pendalaman teori, hingga praktik lapangan. Selama satu pekan kemarin, Senin-Jumat (15-19/10) mereka kedatangan tamu istimewa. Didatangkan dari Korea Selatan. Ahli dari Korea Midland Power (Komipo). Sebelumnya, 20 siswa vokasi ketenagalistrikan telah mengikuti on job training tahap satu. Selama 2 pekan mereka melihat langsung proses operasional pembangkit listrik berteknologi batu bara bersih. Rangkaian itu langsung dilanjutkan dengan pendalaman operasional pembangkit bersama ahli dari Komipo. Head of Vocational Training Cirebon Power, Towip, mengatakan, kehadiran ahli dari Korea Selatan merupakan bagian dari kerja sama pelaksanaan pelatihan vokasi ketenagalistrikan. Seperti diketahui, program ini adalah hasil kerja sama Cirebon Power, Kementerian Perindustrian dan Komipo. “Setelah ini siswa akan punya kesiapan lebih. Karena dibekali keterampilan dan pengetahuan dari para ahli,” kata Towip. Setelah on job training tahap satu, siswa juga akan mengikuti on job training tahap kedua. Di mana mereka akan dibagi dalam dua kelompok. Masing-masing 10 siswa dengan pembagian tugas di bagian operasional pembangkit dan pemeliharaan (maintenance). Di tahap kedua ini, mereka sudah turun ke lapangan. Langsung berhubungan dengan pembangkit. Dengan begitu, materi yang disampaikan selama pelatihan bisa diterapkan. Sekaligus memantapkan pemahaman terhadap teknologi pembangkit listrik tenaga uap. Setelah itu program akan diakhiri dengan pelaksanaan uji kompetensi dan sertifikasi. Atau secara keseluruhan berakhir pada Januari 2019. “Mudah-mudahan dengan bekal ini, lulus semua di sertifikasi nanti,” katanya. Jin Hong Kyu, Instruktur Komipo menambahkan, materi yang disampaikan terkait dengan dasar-dasar konsep power plant. Kemudian mengenai operasional pembangkit. Juga perangkat boiler, turbin, generator dan control system. “Saya sangat bersemangat. Apalagi melihat siswa-siswa ini juga begitu antusias mengikuti pelatihan. Ini jadi energi buat saya,” tuturnya. Selama kurang lebih sepakan Jin Hong Kyu dan rekan-rekannya memberi pemahaman materi. Kehadiran mereka disambut antusias para siswa. Mengingat banyak hal baru yang dipelajari. Termasuk teknologi pembangkit itu sendiri. Kelas vokasi sendiri berlangsung dengan penuh keakraban. Sesekali Ji Hong Kyu berseloroh untuk sekadar memberi motivasi kepada siswa; \"Kalau kalian nanti ke Korea, harus hubungi saya,\" celetuknya. Tawa segar, sesekali pecah di ruangan tersebut. Ji Hong Kyu menggunakan bahasa Inggris dalam penyampaian materi. Sementara para siswa relatif dapat memahami dengan bantuan teks tertulis dan file materi yang kemudian didapatkan dari para instruktur. Salah satu siswa kelas vokasi, M Rian mengaku sangat beruntung bisa mengikuti serangkaian pelatihan ini. Apalagi dalam on job training tahap ke satu, diajak untuk mengenal langsung operasional pembangkit, cool handling, ash handling, dan struktur pembangkit. “Sekarang dilengkapi pelatihan dari ahli Komipo. Saya sangat senang sekali mengikuti kegiatan ini,” ungkapnya. Padahal sebelumnya ia tak pernah terpikir untuk mendalami teknologi pembangkit listrik. Namun, kesempatan di depan mata sayang untuk dilewatkan. \"Mudah-mudahan nantinya bisa kerja juga di PLTU. Tapi yang terpenting nanti bisa lulus sertifikasi,\" ucapnya. Bekal sertifikasi ini memang penting. Kompetensi ini merupakan hal wajib untuk teknik ketenagalistrikan. Sertifikasi merupakan pengakuan formal terhadap klasifikasi dan kualifikasi atas kompetensi di industri ketenagalistrikan. Siswa vokasi lainnya, Musa Al Atsari berharap, bekal sertifikasi ini dapat meningkatkan kesempatan lulusan vokasi ketenagalistrikan Cirebon Power bekerja di PLTU mana saja. Dia yakin, dengan memiliki kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan, dapat bersaing memenuhi tantangan industri pembangkitan. Dengan program listrik nasional 35 ribu mega watt, kebutuhan tenaga kerja di sektor ketenagalistrikan memang menjadi peluang sekaligus tantangan. Dari proyek nasional ini, Indonesia, membutuhkan setidaknya 46 ribu teknisi ketenagalistrikan. Lapangan pekerjaan yang sedemikian luasnya itu, diharapkan dapat diisi oleh tenaga-tenaga handal dalam negeri. Seiring dengan kehadiran kelas vokasi. (*/habis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: