Presiden Jokowi Bantah Tudingan Mendiskriminasi Ulama

Presiden Jokowi Bantah Tudingan Mendiskriminasi Ulama

SURABAYA-Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah tudingan sejumlah pihak soal isu diskriminasi Ulama. Ia menyebutkan, isu tersebut kerap menyerang dirinya. Padahal, calon wakil Presiden yang diambilnya salah satu ulama terkemuka di Indonesia. “Ulamanya mana yang dikriminalisasi? Suruh sebutkan yang dikriminalisasi itu yang mana? Tiap hari saya bareng ulama, tiap minggu saya ke pesantren, sekarang cawapres kita topnya ulama Indonesia, ketua MUI,” kata Jokowi dalam acara apel siaga pemenangan Partai Nasdem Jawa timur di JX International Convention and Exhibition Surabaya, Minggu (28/10), seperti dilansir Antara. Calon presiden nomor urut 01 ini melanjutkan, selain isu soal Diskriminasi Ulama, beberapa Isu lainnya juga kerap didapatnya. Untuk itu, Jokowi meminta agar kader NasDem bisa membantu untuk menjawab sejumlah isu tersebut. “Saya ingin menyampaikan isu-isu ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di masyarakat. Sering sekali masyarakat banyak yang bingung ada isu-isu, adanya perang isu tapi kalau kita bisa menjelaskan secara baik dan benar dan bisa diterima masyarakat akan sangat gampang sekali kita masuk dan berkomunikasi dengan rakyat,” kata Jokowi di Surabaya, Minggu (28/10). Isu lain, kata Jokowi, soal  antek asing. “Antek asing bener ndak? Ada (yang bicara begitu), ndak perlu saya sampaikan, jadi ada blok besar namanya blok Mahakam yang dikelola Prancis dan Jepang sekarang 100 persen di Pertamina, kedua blok besar blok Rokan juga diserahkan 100 persen ke Pertamina, ada Freeport sudah ‘head agreement’ bahwa kita akan mendapatkan 51,2 persen yang sebelumnya 9,3 persen. Pertanyaannya adalah, antek asingnya di mana? Ini harus bisa dijelaskan oleh bapak ibu saudara sekalian,” jelas Presiden. Isu lain, Jokowi melanjutkan, mengenai 10 juta tenaga kerja Tiongkok di Indonesia. Menurut Jokowi hal itu adalah berita bohong alias hoaks. “Kita sampaikan bahwa 10 juta itu adalah tanda tangan kita dengan Tiongkok untuk turis. Turis bukan tenaga kerja asing karena ada 180 juta turis dari Tiongkok yang menjadi rebutan negara di seluruh dunia, kita tanda tangan komitmennya minimal 10 juta turis akan datang ke Indonesia,” ungkap Jokowi. Tenaga kerja dari Tiongkok di Indonesia menurut Jokowi berjumalh 24 ribu orang, justru Tenaga Kerja Indonesia yang di Tiongkok ada 80 ribu. “Artinya di sana antek Indonesia, jangan dibalik, ini haru dijawab dengan jelas. Jangan bohongi rakyat dengan data yang ngawur, itulah makanya kemarin saya bilang politikus sontoloyo yah yang seperti itu,” tambah Jokowi. Isu lainnya soal dirinya anggota Partai Komunis Indonesia (PKI). Jokowi kembali menegaskan bahwa ia lahir pada 1961 dan pada 1965, PKI sudah dibubarkan sehingga gambar yang menunjukkan pemimpin PKI pada 1955 yaitu DN Aidit berpidato dan ada juga gambar Jokowi adalah hoaks. “Saya lahir saja belum, inilah yang saya smpaikan cara seperti ini politik sontoloyo,” ungkap Jokowi. Terkait isu di Jawa Timur, secara khusus Jokowi menyinggung peresmian jembatan Suramadu menjadi jembatan nontol sehingga masyarakat tidak perlu membayar lagi untuk menggunakan jembatan tersebut. “Tidak bayar, untuk apa? Pada 2015 ada banyak keluhan datang kepada saya baik dari tokoh agama, kyai, tokoh masyarakat, yang menyampaikan ‘Pak mohon agar sepeda motor digratiskan, langsung dua minggu saya gratiskan. Pada 2016 kembali lagi memberikan saran ‘Pak mobil, bus mahal mohon agar dipotong 50 persen dari Rp30 ribu menjadi Rp15 ribu, lalu masih ada masukan lagi tahun ini mohon agar dibebaskan semuanya tidak bayar karena hitung-hitungan ekonomi yang kita lihat pemasukannya tidak memberikan banyak dampak ekonomi khususnya buat Madura,” jelas Jokowi. Hal tersebut menurut Jokowi bukan kalkulasi untung rugi, tapi untuk kesejahteraan rakyat agar tidak lagi terjadi kesenjangan ekonomi antara rakyat Jawa Timur yang tinggal di pulau Madura dan yang tinggal di pulau Jawa. (fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: