Begini Ketika Masyarakat Cirebon Melihat dari Dekat Mobil Listrik

Begini Ketika Masyarakat Cirebon Melihat dari Dekat Mobil Listrik

CIREBON-Mobil listrik adalah masa depan. Teknologinya terus dikembangkan. Dan diharapkan dapat diproduksi masal. Dengan menggunakan energi listrik, emisinya nol. Yuk lihat dari dekat. Wajah-wajah penasaran mengelilingi Kasuari dan Blitz. Dua mobil dengan style off road. Lengkap dengan tampang yang gahar. Setelah dinyalakan, makin penasaran. Sama sekali tak terdengar suara seperti mobil pada umumnya. Getarannya pun minim. Tidak ada asap. Begitu dijalankan, meluncur mulus. Mesin listriknya bukan di kap depan mobil, tapi di tengah. Persis di belakang jok pengemudi. Di belakang tidak ada knalpot. Hanya ada radiator pendingin berukuran cukup besar. Masyarakat Cirebon bisa dibilang awam dengan teknologi mobil listrik. Nyaris tidak ada prototype yang pernah mampir ke sini. Lain dengan kota seperti Surabaya, Bandung maupun Jakarta. Yang kampus-kampusnya juga memulai mengembangkan teknologi ini. Mobil listrik yang mampir ke Cirebon, Kamis (8/11), dikembangkan lembaga riset Institut Teknologi Surabaya (ITS) yaitu Pusat Unggulan Iptek Sistem Kontrol Otomotif (PUI SKO). Sejauh ini mereka sudah memiliki tiga model mobil listrik. Yakni Blitz, Hybrid Series Kasuari dan WFO Ford Ranger. Controller electrical dari ITS, Agus Muchlisin menyebutkan, Blitz dan Kasuari saat ini dalam tahap uji coba touring nasional selama 100 hari. Start dari Surabaya, sekarang mampir ke Cirebon menuju Jakarta untuk mengikuti pameran. Habis itu menyeberang ke Sumatera sampai ke Aceh. Tujuannya ke titik nol kilometer Indonesia di Sabang. Selanjutnya menyeberang ke Kalimantan, Sulawesi, Maluku. Balik lagi ke Nusa Tenggara Barat, Bali dan kembali lagi di Surabaya. Jenis Blitz yang full tenaga listrik, dalam kondisi baterai penuh dapat menempuh jarak hingga 400 km dengan kecepatan maksimal 120 kilometer per jam. “Charge baterainya 8-10 jam sudah cukup. Itu dari posisi kosong ke penuh,” ujar Agus, kepada wartawan koran ini. Berbeda dengan tipe Kasuari menggunakan campuran tenaga listrik dan diesel atau disebut hybrid. Bila kapasitas baterai berkurang, diesel akan menyala untuk charging baterainya. Semacam charging on the spot. Charging Kasuari bisa dilakukan dengan cara ini, karena kapasitas baterainya sekitar 40 Kwh, setengah dari tipe Blitz. “Waktu charging-nya lebih cepat. Sekitar 4-5 jam untuk jarak yang sama,” tutur Agus. Dalam spesifikasinya, Blitz  memiliki kapasitas axial 2X50 kw, gearbox CVT, baterai 18.650 Li Ion 90kWh, 359 volt, suspensi independen. Untuk Kasuari memiliki spesifikasi 100 kW, 50 kVA diesel generator, 50 kwh battery pack. Sedangkan WFO Ford Ranger menggunakan bahan bakar 100 persen biodiesel. Pembuatan mobil listrik ini atas kerjasama dengan PT PLN (Persero) sebagai partner utama. Didukung PT Pertamina, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Universitas Budi Luhur dan beberapa lagi dari perusahaan swasta nasional. Terkait pengembangannya, dilakukan bersama antara ITS dan Universitas Budi Luhur. Agus mengungkapkan, mobil listrik ini sebagai komponen utama dan integrator tumbuhnya  industri kendaraan listrik nasional. Dukungan dari pemerintah dan pihak swasta sangat dibutuhkan untuk produksi masalnya. Suwarno Manager Area PT PLN Area Cirebon menambahkan, PLN mengapresiasi karya anak bangsa ini. Apalagi penggunaan tenaga listrik yang seiring dengan program PLN menjual energi listrik. Dengan dikembangkannya mobil listrik ini, ke depannya semakin banyak kendaraan memakai energi listrik. Dan PLN siap memasok kebutuhan listriknya. \"Kebutuhan listrik untuk mobil ini sekitar 20 kwh, kalau dihitung sekitar Rp30 ribu. Dengan biaya sejumlah itu bisa menempuh jarak 150 km. Sangat irit dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar konvensional,\" ujarnya. Karena tidak sembarangan mengisi baterai mobil listrik itu, PLN kini sudah menyediakan Stasiun Pengisian Listrik Umum  (SPLU). Tentunya disemua area sudah ada, karena mobil ini membutuhkan daya 5.500 VA. \"Ini sebagai bentuk diversifikasi usaha PLN, tidak hanya memasarkan listrik untuk rumah atau industri, tapi sekarang masuk ke era penjualan listrik untuk otomotif,\" pungkasnya. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: