Dokter Sebut Pasien Kronis

Dokter Sebut Pasien Kronis

RSUD Cideres Klaim Penanganan Jamkesmas Sudah Sesuai Prosedur MAJALENGKA - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cideres angkat bicara terkait meninggalnya pasien jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas), Muhammad Rizki Nugraha di RSUD Cideres, Selasa (19/3) siang. Direktur utama (Dirut) dr H Ambar S Djamhur membenarkan jika pasien warga Rt 01/10, Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan/Kabupaten Majalengka sebelumnya telah dirawat pihak rumah sakit. “Sudah dua minggu anak tersebut telah di rawat di sini. Dari hasil pemeriksaan bahwa pasien di vonis radang otak dan kondisinya tidak sadar. Tapi kami sudah memperlakukan pasien tersebut sebagaimana mestinya, seperti dokter yang menyarankan memberikan makanan,” jelas Ambar kepada Radar, Rabu (20/3). Ambar menegaskan, pihak RS sudah semaksimal mungkin melakukan penanganan terhadap pasien. Serta tidak ada perbedaan pasien termasuk pemilik kartu jamkesmas. Dokter yang menangani Rizki juga telah menyarankan dalam hal asupan nutrisi, sehingga nantinya sudah bisa dan tidak mengandalkan peralatan. “Di sini juga sama, sedang dalam proses. Kami juga merencanakan kalau memang kondisinya sudah membaik, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih termasuk soal mata pasien ke dokter anak,” jelasnya. Senada diungkapkan dr Rosmaida Silanggang SPA yang menangani Rizki. Rosmaida membeberkan terkait pencabutan selang infus kepada pasien yang baru berusia empat tahun itu. Jika pasien sudah bisa makan, kata dia, dicopotnya selang infus itu sifatnya sementara. Sebab, pihaknya mencoba terus rangsangkan makanan. “Dicoba buka infus itu bukan karena kondisinya sudah mulai stabil. Karena si anak sudah dua minggu menggunakan selang yang digunakan untuk memasukan makanan. Selain itu obat juga sudah mulai masuk dari mulut. Ini juga sebagai proses ke arah kebaikan dari pihak rumah sakit,” bebernya. Diungkapkan Rosmaida, Senin (18/3) kemarin, kondisi Rizki menurun lagi. Untuk memenuhi kecukupan kalori terhadap anak, setiap hari dalam empat jam sekali diberikan makanan dengan menggunakan selang. “Selama dua minggu mendapatkan perawatan kondisi suhu badan pasien tidak panas. Dan anak tersebut divonis Encefhalitis (radang otak). Memang dalam pemasangan selang untuk makan bisa terjadi trauma pada anak. Namun, itu sifatnya hanya saat itu saja. Dan tidak ada pendarahan pada lambung,” ujarnya. Penyakit yang diderita Rizki memang terbilang sudah kronis. Pasalnya, kondisi tubuh pasien khususnya otak sudah rusak. Maka sering terjadi kejang karena beberapa saraf bagian tubuh lainnya terkena. Tidak hanya itu, kata Rosmaida, karena inveksi yang sudah menyeluruh ke berbagai saraf, dirinya juga memvonis Rizki cacat jika kemudian hidup. “Kemungkinan kalau hidup cacat. Apalagi dengan kondisi trombositnya pun menurun. Dengan infeksi dan virus yang sudah menyebar sehingga daya tahan tubuh buruk. Apalagi, ibunya bilang bahwa sang anak kadang tidak bisa melihat,” katanya. Dicopotnya infus, lanjut dia bukan berarti menyalahi prosedur. Pasalnya, hal itu disebabkan kondisi pasien sering bergerak layaknya seperti orang sakaw. Oleh karenanya, pemberian makanan itu supaya ada reflek agar pasien bisa menelan. Sehingga, kondisi tersebut bisa membaik dan pihak keluarga bisa membawa anak tersebut pulang. “Kalau kami tidak memberikan pelayanan semaksimal mungkin mestinya dari awal. Kami lakukan sudah sesuai prosedur medis. Seperti perawatan, dan fasilitas yang dipergunakan juga sama seperti rumah sakit umum lainnya,” imbuhnya. Kepala bidang pelayanan dan keperawatan RSUD Cideres, Agus Susanto SSos MSi menambahkan, penilaian dokter itu bersikap subjektif.  Terlebih karena dokter sudah menangani kasus semacam ini bukan kali pertama di rumah sakit. “Kasus ini memang sebelumnya pernah terjadi di rumah sakit ini. Dan dokter pun sudah memberikan penanganan secara maksimal,” ungkapnya. Diberitakan sebelumnya, Muhamad Rizki Nugraha, pasien pemilik kartu jamkesmas yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cideres akhirnya meninggal dunia, Selasa (19/3) siang. Bayi empat tahun yang tinggal di RT 01 RW 10, Kelurahan Majalengka Wetan, Kecamatan/Kabupaten Majalengka tersebut mengalami sakit panas dan kejang-kejang sejak awal Maret 2013. Putra Nuryanti ini harus tiga kali dirawat di RS. Pertama di RSUD Majalengka, namun karena fasilitas yang kurang memadai, akhirnya Rizki dirujuk ke Rumah Sakit Sumber Waras (RSSW) Kecamatan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon. Akibat keterbatasan biaya perawatan, pihak keluarga akhirnya membawa Rizki ke RSUD Cideres. Selama kurang lebih dua minggu ini, Rizki dirawat di RSUD Cideres sampai akhirnya meninggal di rumah sakit daerah itu. “Awalnya anak saya divonis DBD, kemudian pendarahan di lambung, dan peradangan di otak. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk penyembuhan anak saya. Dan hasil akhirnya seperti ini, kami terima karena sudah kehendak Allah SWT,” papar Nuryanti. Ia pun menyesalkan dokter yang menganjurkan pasien harus diajarkan makan. Namun, kondisi Rizki masih terbaring lemah. Apalagi anjuran dokter tersebut tidak diimbangi dengan fisik anaknya yang lemah. “Tapi kata dokter harus mencoba memasukan makanan kepada anak saya, tapi kan kondisi Rizki masih sangat lemah. Hanjakal (menyesal) saya yaitu selang infus sudah dilepas dokter rumah sakit. Setiap hari dalam tempo empat jam Rizki hanya bisa makan lewat selang yang sudah terpasang,” ungkapnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: