Warga RTM Terima Kandang Ayam Tak Berpintu

Warga RTM Terima Kandang Ayam Tak Berpintu

CIREBON-Sejumlah penerima program bantuan kandang, ayam dan pakan untuk rumah tangga miskin (RTM), ternyata tidak tepat sasaran. Bahkan, sebagian penerima justru bukan berasal dari RTM melainkan keluarga mampu. Hal tersebut disampaikan Buang, ketua unit pelaksana kegiatan dan keuangan (UPKK) 1 Desa Japura Bakti, Kecamatan Astanajapura saat ditemui Radar Cirebon. Karena itu, pihaknya saat ini hanya bertugas untuk membantu menyiapkan dan mendistribusikan program tersebut untuk sampai ke tangan penerima. “Untuk di wilayah kita, penerima ada juga dari keluarga mampu. Cuma karena namanya ada ya tetap kita berikan. Data kan tidak berasal dari kita. Kami hanya meneruskan saja,” ujar Buang. Selain itu, data yang diterimanya terkait penerima program RTM adalah data lama, karena beberapa penerima saat ini statusnya sudah pindah dan tidak lagi berada di Desa Japura Bakti. “Nah untuk kasus penerimanya yang sudah pindah, kami kemudian membahas persoalan ini dengan pihak desa. Dan disepakati, jika penerima tersebut diganti dengan warga lain yang kondisi ekonominya masuk kategori RTM. Ada juga yang warganya saat ini sudah mampu dan tidak mau menerima bantuan akhirnya dialihkan,” imbuhnya. Desa Japura Bakti sendiri, menurut Buang, mendapat bantuan sebanyak 142 unit kandang ayam. Kandang-kandang tersebut, dibuat secara swadaya dengan upah borongan kepada warga sekitar. Sementara bahan materialnya dari UPKK. “Kita libatkan warga sekitar. Anggaran per kandangnya ada Rp500 ribu. Memang kualitasnya tidak sama, antara kandang yang satu dan kandang yang lain. Karena buatan manusia, lain dengan buatan pabrik. Tapi untuk anggaran seluruhnya terserap sesuai RAB,” jelasnya. Sementara itu, salah satu RTM warga Desa Japura Bakti yang meminta namanya disamarkan saat ditemui Radar Cirebon mengaku, kurang puas dengan hasil pembuatan kandang yang dilakukan UPKK. Menurutnya, dengan anggaran Rp500 ribu tersebut, seharusnya kandang yang diterima lebih baik dari yang ada sekarang. “Ini sudah dibagikan beberapa waktu lalu. Banyak yang dapat, tapi kondisi kandangnya kurang bagus. Terlebih lagi jika nanti 50 ayam itu datang, saya khawatir tidak akan cukup,” paparnya. Selain itu, yang membuatnya tidak mengerti adalah petugas memberikannya kandang ayam tanpa pintu dan memberikan potongan bambu untuk nantinya dibuatkan pintu sendiri. “Yang saya terima kondisinya begitu. Gak ada pintunya, dikasih potongan bambu. Katanya suruh bikin pintu sendiri. Kalau ayamnya belum datang, katanya nanti,” beber dia. Selain wilayah Astanajapura, bantuan tersebut juga turun di Kecamatan Mundu. Di lokasi ini, seluruh desa mendapat bantuan, namun dengan kuota berbeda. Terpisah, Kasi Kesra Kecamatan Mundu  Iin kepada Radar Cirebon menuturkan, untuk wilayahnya rata-rata pemesanan dan pembuatan kandang dilakukan secara berkelompok dan kolektif. Diakuinya, dari hasil laporan yang ia terima, untuk biaya pembuatan kandang memang sudah sesuai anggaran. Ia pun belum mengetahui bagaimana mekanisme yang harus dilakukan. Jika ada kelebihan anggaran dalam pembuatan kandang tersebut. “Saat ini, masih ada beberapa kandang yang belum selesai. Yang masih dalam tahap pengerjaan, terutama untuk wilayah Mundu Mesigit. Kalau untuk anggaran sewaktu saya tanya sudah sesuai. Tidak ada pengembalian atau penambahan anggaran,” pungkasnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: