Dr Tan Ta Sen Singgah di Cirebon

Dr Tan Ta Sen Singgah di Cirebon

CIREBON-Dalam dua hari ini, Dr Tan Ta Sen berada di Cirebon. Menyinggahi sejumlah tempat, yang menjadi peninggalan jejak-jejak Laksamana Cheng Ho di wilayah Cirebon. Kemudian akan menjadi pembicara di yang juga mengulas tema yang sama. Cheng Ho di Keratwan Singhapura Cirebon. Seminar internasional ini juga menghadirkan Prof Wan Ming dari Tiongkok, Filolog Dr Rafan Safari Hasim dan sejumlah narasumber lain. Secara khusus, seminar ini di Cirebon menjadi sesuatu yang tidak bisa sekadar diikuti. Apalagi tanpa dimaknai. Atau sekadar biasa-biasa saja. Terlebih dengan kehadiran Dr Tan Ta Sen yang menjadi penulis buku; Cheng Ho, Penyebar Islam dari China ke Nusantara. Yang tahun ini diterbitkan untuk cetakan kedua. Cetakan pertama terbit tahun 2010. Buku yang merupakan karya tulis pertama, tentang sejarah penyebaran Islam di Asia Tenggara dan Nusantara. Yang didasari naskah kuno dan sumber sejarah penting lain di daratan Tiongkok. Menjadi salah satu literatur penting, karena dibuat berdasarkan disertasi doktoral Dr Tan Ta Sen di Jurusan Sejarah Universitas Indonesia. Dalam pengantarnya, Guru Besar Studi Tiongkok Universitas Indonesia A Dahana menyebutkan bahwa peran dan pengaruh Cheng Ho dalam sejarah kuno di Indonesia seringkali seperti sebuah mitos. Sebab, seringkali didasarkan pada sejarah lisan. Bukti-bukti tentang kehadiran Cheng Ho di nusantara didasarkan pada peninggalan arkeologis di berbagai tempat. Kebanyakan di kawasan pesisir. Buku yang ditulis Dr Tan Ta Sen mempunyai dua ciri khas. Yang menjadi pembeda dengan buku atau artikel lain. Pertama, menjadi penguat asumsi adanya arus Tiongkok dalam proses islamisasi di Asia Tenggara. Khususnya nusantara. Didasari dengan bukti yang diterima secara ilmiah. Lewat naskah-naskah kuno peninggalan Dinasti Ming (1368-1644). Dr Tan Ta Sen membuat perbandingan antara islamisasi nusantara dengan budhisme di Tiongkok. Melalui akulturisasi. Kedua, memperkuat asumsi arus ketiga dalam penyebaran Islam di nusantara. Di mana sebelumnya yang kita tahu ialah dua arus. Yakni India/Gujarat dan kontak langsung dengan Timur Tengah. PENGARUH KUAT MUSLIM DI KEKAISARAN MING Di halaman 237, Dr Tan Ta Sen mengutip Gabriele Foccardi, The Chinese Travelers of The Ming Period. Yang mencatat kehadiran muslim yang kuat di Isnata Dinasti Ming. Juga peran kasim dalam eksplorasi sejarah maritim di Tiongkok. Pengaruh ini bersumber dari hubungan tidak langsung Zhu Yuanzhang dan Zhu Di dengan keyakinan Islam. Zhu Yuanzhang dikelilingi orang muslim sejak dia bergabung dengan pasukan pemberontak untuk mengusir bangsa Mongol. Dia menikahi perempuan muslim berdama Lady Ma. Kemudian dikenal sebagai Permaisuri Ma. Dilaporkan Oriental Library University of Columbia, garis keturunan Permaisuri Ma berasal dari leluhur muslim yang datang ke Tionkokdari Asia Tengah pada tahun 961. Di masa Dinasti Song. Cheng Ho juga disebutkan memiliki latar belakang keluarga muslim. Bahkanjauh lebih kuat. Dia berasal dari keluarga terpandang di Yunnan yang leluhurnya bermigrasi ke Asia Tengah tahun 1070. Kakek buyutnya, Sayyid Ahall Syamsuddin, pernah menjabat Gubernur Yunnan, semasa Dinasti Yuan. Kemudian dalam ekspedisinya. Kapal Armada Cheng Ho juga membawa sedikitnya 26 komunitas Hui Hui Muslim yang terkemuka. Dari Ma Huan yang fasih berbahasa Arab dan Persia. Yang direktur Cheng Ho sebagao Tonghsi. Atau penerjemah. Sampai Hasan, Imam Masjid Agung Xian. Khusus diundang Cheng Ho untuk bergabung dengannya pada pelayaran ke empat. posisinya penerjemah. Juga penasihat. Secara khusus, buku yang ditulis Dr Tan Ta Sen, memang tidak mengulas keberadaan Cheng Ho di Cirebon. Namun kehadiran buku yang sudah cetakan kedua itu, memperkaya khazanah sejarah nusantara. Begitu juga untuk Cirebon. Yang selama ini berkutat dengan peninggalan arkeologis. Dan minim literatur sejarahnya. Selamat datang di Cirebon Dr Tan Ta Sen. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: