Dorong Santri Berwirausaha, SiMaC Launching Gus Iwan

Dorong Santri Berwirausaha, SiMaC Launching Gus Iwan

CIREBON-Santri Milenial Centre (SiMaC) menggelar diskusi dengan tema “arus baru ekonomi Indonesia” di Kedai Kopi Abah, Jalan Pemuda Kota Cirebon, Kamis (29/11). Acara itu sedianya akan dihadiri oleh Calon Wakil Presiden KH Maruf Amin sebagai salah satu pembicara. Direktur SiMaC, Nur Rohman menyatakan,  diskusi tersebut dilaksanakan untuk mendorong anak muda khususnya para santri untuk menggeluti dunia wirausaha. Anak muda dinilainya memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa  mengembangkan sebuah bisnis. Meski begitu, diakuinya masih banyak sekali hambatan yang dialami oleh para pengusaha, utamanya soal akses modal, jaminan usaha, pemasaran dan pendampingan. “Dari situ kami menangkap persoalan yang dihadapi oleh para pengusaha baru. Kami mencoba membuat terobosan,” ujar Nur Rohman kepada Radar Cirebon. Terobosan ini dinamai Gerakan Santri Usahawan (Gus Iwan). Dengan menjadi anggota Gus Iwan para calon pengusaha akan mendapatkan akses modal, pelatihan, pendampingan bahkan asuransi bisnis. Selain acara diskusi, dalam kesempatan itu juga berlangsung launching Kopi Abah di Kota Cirebon. Menurut Nur Rohman, Kopi Abah merupakan salah satu produk usaha yang digagas oleh anggota SiMaC. Produk Kopi dipilih karena kopi merupakan salah satu komoditas unggulan indonesia yang mempunyai beragam rasa. Selain itu Kopi bisa dinikmati oleh semua orang. “Di SiMac kami menawarkan untuk memilih kelas yang mereka mau. Karena menjadi pengusaha tidak sesuai dengan passion-nya itu risiko gagalnya lebih besar,” tuturnya. Selain Kopi, ada banyak jenis usaha lain yang telah dijalankan oleh anggota SiMaC, seperti konveksi, pertanian, peternakan, perikanan, start up dan sebagainya. Sebelumnya SiMaC juga telah diluncurkan di beberapa kota besar seperti Bekasi, Jakarta, Tangerang dan Depok. Sementara itu, Gus Syauqi yang merupakan putra KH Maruf Amin mengungkapkan, dengan SiMaC diharapkan bisa mendorong dan memotivasi anak muda untuk tidak tinggal dan dan berpangku tangan saja. Ia berharap anak muda berani untuk berkecimpung dalam dunia wirausaha. Santri dan pesantren menurutnya harus terus melakukan inovasi agar tidak tertinggal. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi demi kemajuan bangsa. (awr-mg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: