Pengamat Intelijen dan Militer: Apakah Ada Faktor Asing? Ungkap Dalang Penembakan di Trans Papua
Reporter:
Dian Arief Setiawan|
Editor:
Dian Arief Setiawan|
Kamis 06-12-2018,12:09 WIB
Sejumlah pekerja perusahaan konstruksi pelat merah PT Itaka Karya diduga dibunuh pada Minggu (2/12/2018) di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, ketika sedang mengerjakan proyek segmen 5 Trans Papua.
Sementara, berdasarkan keterangan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, penembakan dilakukan terhadap pekerja pembangunan Jembatan Kali Aorak dan Jembatan Kali Yigi di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua.
Kedua jembatan merupakan bagian dari Trans Papua segmen 5 yang menghubungkan Wamena-Mumugu dengan panjang 278,6 km.
Baca:
Ruwetnya Kabupaten “Merah” Nduga di Papua
“Tidak ada warga yang menolak pembangunan Trans Papua ini. Ini dilakukan kelompok bersenjata. Tapi kalau warganya sendiri, semua sangat menerima pembangunan infrastruktur konektivitas ini,” imbuhnya.
Namun, sejauh ini kronologi dan jumlah korban belum jelas. Aparat belum berhasil sampai ke lokasi kejadian.
Baca:
Diduga Dipicu Foto HUT OPM, 31 Pekerja Proyek Jembatan Trans Papua Dibunuh oleh KKB
Pengamat militer dan intelijen, Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati menegaskan, para pelaku penembakan puluhan pekerja di Nduga, Papua memiliki semangat separatisme yang kuat. \"Menurut saya mereka memiliki semangat separatisme begitu kuat. Kita harus berhati-hati dalam menganalisa dan lakukan labeling untuk pelaku penembakan. Apa yg terjadi dalam waktu belakangan ini terkait Papua juga harus diperhitungkan,\" ungkapnya kepada
radarcirebon.com Kamis (6/12/2018).
Nuning pun meminta aparat segera mengungkap dalang penembakan yang memakan puluhan korban jiwa tersebut. Selanjutnya kata Nuning apakah ada keterlibatan faktor asing.
\"Tentu saja semua peristiwa penembakan di Papua ada dalangnya. Ini harus segera diungkap. Perlu juga dilidik apakah ada faktor asing yang ikut andil? Kita ketahui banyak pers di sana, desepsi atau bukan juga harus jelas,\" tegasnya.
Menurutnya, tindakan kekerasan pelaku penembakan tersebut merupakan bagian dari kejahatan yang luar biasa (
extra ordinary crime). Untuk itu imbuh Nuning, embrionya harus diusut tuntas.
\"Menurut saya ini kejahatan yang luar biasa (
extra ordinary crime) yang harus diusut tuntas embrionya. Saya rasa pihak yang bertanggung jawab bukan melulu TNI, Polri, BIN tetapi juga unsur departemen terkait dan Pemda harus juga dimintai tanggungjawab. Tidak pas kalau hanya TNI, Polri, BIN saja,\" pungkasnya.
(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: