Pemilih Potensial Pemilu 2019, Ini Hasil Survei Sementara

Pemilih Potensial Pemilu 2019, Ini Hasil Survei Sementara

JAKARTA - Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang berlangsung serentak bakal berlangsung kurang dari lima bulan lagi. Dua pasangan calon (paslon) presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) bertarung sengit mengeluarkan jurus andalan masing-masing untuk memperebutkan segmen-segmen pemilih. Kubu paslon Prabowo-Sandi misalnya, gencar mempromosikan diri didukung oleh kalangan emak-emak, anak muda, dan umat Islam. Sebaliknya, pendukung kuat kubu Jokowi-Kiai Maruf diyakini berbasis kelas menengah yang notabene kalangan berpendidikan tinggi. Temuan lembaga survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan hasil berbeda. (Baca: Pemilih Potensial Pemilu 2019, Siapa Raih Suara Emak-emak?) Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam rillisnya menyebutkan Jokowi-Maruf justru unggul pada tiga segmen yaitu pemilih perempuan dengan dukungan 57,8 persen, pemilih milenial 54,1 persen, dan pemilih Islam 53,7 persen.  Sedangkan Prabowo-Sandi hanya unggul pada segmen pemilih terpelajar dengan dukungan 41,5 persen, terpaut tipis dengan Jokowi-Maruf 43,2 persen. Dengan penampilan ganteng dan bergaya trendi, cawapres Sandiaga Uno yakin kubunya bakal mendulang dukungan dari segmen pemilih perempuan dan milenial. Hal tersebut dikontraskan dengan figur cawapres Kiai Ma’ruf yang usianya jauh lebih tua dan berlatar belakang ulama konservatif. Menurut Vivin, gimmick semacam itu tidak terbukti efektif merebut hati pemilih perempuan dan milenial. Kegagalan Prabowo-Sandi menggaet dukungan ulama menggerus dukungan pada segmen pemilih Islam. Kubu Jokowi yang memilih mengambil figur ulama sebagai cawapres lebih berhasil merebut dukungan pemilih Islam. Kiai Ma’ruf adalah ulama senior Nahdlatul Ulama (NU), organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di Indonesia. Sementara keunggulan Prabowo-Sandi pada segmen pemilih terpelajar terkait dengan kemudahan akses informasi, yang ironisnya rentan terpapar oleh berita-berita bohong (hoaks).  Tim Kampanye Nasional (TKN) dan relawan Jokowi-Ma’ruf harus bekerja keras melawan informasi bohong jika ingin memenangkan dukungan segmen pemilih terpelajar. (Frs/FIN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: