Eiffel Ditutup, Bentrok Pecah di Arc de Triomphe

Eiffel Ditutup, Bentrok Pecah di Arc de Triomphe

PARIS - Polisi Perancis menembakkan gas air mata ke para pengunjuk rasa dalam aksi protes gerakan Rompi Kuning di Pusat Kota Paris, Sabtu (8/12). Ini merupakan aksi di pekan keempat dalam protes anti-pemerintah Emmanuel Macron yang selalu berujung menjadi kekerasan. Seperti yang dikutip dari BBC, lebih dari 5.000 orang menggelar demonstrasi di pusat kota mode tersebut. Dari jumlah itu, sebanyak 272 pendemo ditahan. Sementara itu, sekitar 8.000 polisi dan 12 kendaraan lapis baja telah dikerahkan di Paris. Termasuk 90.000 polisi dikerahkan untuk mengamankan sentra seluruh negeri. Menara Eiffel dan objek vital ditutup mulai Sabtu kemarin. Sejak pertengahan November lalu, gerakan rompi kuning menentang kenaikan pajak BBM. Meski demikian, pemerintah menganggap protes ini sudah disusupi kelompok ultra nasionalis sayap kanan. Pekan lalu, ratusan orang ditangkap dan puluhan terluka dalam kekerasan di Paris. Ini menjadi rekor bentrokan jalanan terburuk sepanjang sejarah Paris setelah aksi anti pemerintah tahun 1968 silam. Dalam konferensi pers kemarin, Menteri Dalam Negeri Perancis Laurent Nunez, mengatakan sekitar 31 ribu orang ambil bagian dalam demonstrasi pada Sabtu kemarin. Dimana, sekitar 8.000 orang berkumpul berdemontrasi di Paris. Dan kawasan yang paling parah berada di Champs-Elyses. \"Di sana, para pendemo membakar sampah kota dan membuat aparat keamanan menyiapkan meriam air di sudut timur pusat kota tersebut,\" katanya seperti yang dikutip dari BBC. Di dekat Arc de Triomphe, kericuhan demi kericuhan terjadi. Polisi anti huru hara pindah dari posisi mereka dan terus mendorong para demonstran. Sejumlah gas air mata ditembakkan. Polisi menggunakan taktik yang berbeda. Mereka menggunakan unit pasukan pengintai untuk menangkap para pembuat onar yang teridentifikasi. Menurut pihak berwenang, menyebut sudah ada hampir 500 penangkapan pada aksi Sabtu lalu. Perdana Menteri Edouard Philippe mengatakan, jumlah penangkapan tersebut merupakan yang lebih besar daripada aksi-aksi protes sebelumnya. \"Kami akan memastikan bahwa sikap tegas (penangkapan, red) kami bisa membuat kondisi lebih tenang,\" katanya. Sementara itu, para pengunjuk rasa memblokir Porte Maillot, salah satu rute utama ke kota dari jalan lingkar luar. Peserta Rompi kuning dengan cepat menghentikan lalu lintas di jalan utama tersebut, sebelum akhirnya dibersihkan oleh polisi. Demonstrasi juga terjadi di beberapa kota lain termasuk Lyon, Marseille dan Grenoble. Bagaikan virus, aksi ini juga menyebar ke Belgia. Sekitar 70 orang ditangkap di ibukota Brussels. Berbeda di Paris, aksi yang mereka lakukan lebih damai. Aksi ini ternyata menurunkan kredibilitas Presiden Emmanuel Macron. Sebuah jajak pendapat pada hari Jumat menunjukkan penurunan dukungan presiden yang didukung Partai Sosialis ini sebesar 66 persen. Sebelumnya, Presiden Emmanuel Macron sudah membatalkan kenaikan pajak bahan bakar pada Rabu (5/12), yang memicu kisruh selama berminggu-minggu. (BBC/tgr/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: