Renovasi SDN 1 Slendra Mangkrak Ditinggal Pemborong, Siswa Bergiliran Masuk Kelas

Renovasi SDN 1 Slendra Mangkrak Ditinggal Pemborong, Siswa Bergiliran Masuk Kelas

CIREBON-Nasib kurang beruntung dirasakan 123 siswa SDN 1 Slendra, Kecamatan Gegesik. Renovasi bangunan sekolah yang belum selesai, ditinggal pemborong. Dampaknya, karena jumlah siswa tidak sebanding dengan kelas yang ada, terpaksa para siswa bergiliran menggunakan ruangan kelas. SDN yang berlokasi di pinggir wilayah barat Kabupaten Cirebon itu, kini hanya memiliki empat ruangan saja. Satu untuk ruang guru dan sisanya ruangan belajar siswa. Tidak memungkinkan menyatukan seluruh kelas. Para guru pun berinisiatif membagi jam belajar mereka. Kelas 1 sampai 3 masuk pukul 07.00 sampai 09.30, sementara kelas 4 sampai 6 masuk pukul 09.30-13.30 WIB. Guru Agama SDN 1 Slendra Abdul Wahid mengungkapkan, mendekati ujian nasional pada April 2019 mendatang, membuat para guru khawatir. Jika idealnya jam belajar lima sampai enam jam, karena bergiliran, siswa melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) hanya setengah dari jam belajar seperti biasanya. “Kalau dipaksakan belajar sampai sore, guru bisa aja. Pertimbangannya para siswa. Mereka akan tidak maksimal untuk menyimak materi yang diberikan,” ujar Abdul Wahid. Wahid membeberkan, bangunan “mangkrak” itu sudah sebulan ini ditinggal pemborongnya. Dari tiga bangunan yang direnovasi, satu pun belum ada yang layak ditempati. Pihak sekolah sendiri, tidak mengetahui anggaran dan asal pemborong yang merenovasi bangunan sekolahnya. Atap dan keramik yang belum terpasang, semakin membuat gerah para guru. “Pada saat pembangunan, gak ada papan anggaran, batas waktu pengerjaan atau nama kontraktornya. Pengerjaan masih lama. Jendela, keramik, atap, pintu belum terpasang. Mentang-mentang orang pinggiran, jadi tidak diperhatikan,” keluhnya. Keluhan yang sama juga terlontar dari salah satu guru, Paozan SPd. Dirinya menyesalkan kontraktor yang melepas tanggung jawabnya. Dia menilai, pemborong atau kontraktor tidak transparan terhadap anggaran dan waktu kapan selesainya bangunan tersebut ketika masih dalam tahap renovasi. “Papan anggaran dan batas waktu penyelesaiannya gak ada. Pihak sekolah juga tidak mengetahui,” ujar guru olah raga tersebut. Akibat lepasnya tanggung jawab tersebut, siswa dan masyarakat yang menanggung kerugian. Dengan waktu yang terbatas, kata Paozan, mempersempit waktu para siswa menerima materi yang disampaikan. Selain itu, masyarakat atau orang tua siswa tentu menyesalkan kondisi tersebut. Wali Kelas 5 SDN Slendra, Jaelani SPd Sd juga berharap, agar segera renovasi sekolahnya segera diselesaikan oleh pihak kontraktor. Agar siswa dapat kembali menjalani KBM secara normal dengan waktu yang sesuai ketentuan. “Harapan saya sebagai guru, agar segera terselesaikan renovasi bangunan ini. Mengingat, waktu untuk kelas 6 semakin mendekati untuk mengejar target ujian nasional. Target kurikulum juga harus diselesaikan,” tutur Jaelani, yang juga warga Jagapura. Sementara, saat Radar Cirebon berusaha konfirmasi, Kepala SDN 1 Slendra Dra Mardiyah namun tidak ada di tempat. Karena sedang ada keperluan menemani sang anak di Bandung. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: