Renovasi SDN 1 Slendra Mangkrak, UPT Pendidikan Segera Panggil Kepsek

Renovasi SDN 1 Slendra Mangkrak, UPT Pendidikan Segera Panggil Kepsek

CIREBON-Mangkraknya renovasi tiga bangunan kelas di SDN 1 Slendra yang ditinggal pemborong, ternyata belum diketahui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Kecamatan Gegesik dan Pemerintah Desa Slendra. Rencananya, UPT bakal memanggil kepala sekolah setempat untuk menanyakan kronologi masalah tersebut. Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Gegesik Taufiq saat dikonfirmasi melalui sambungan selulernya mengaku belum mendapat konfirmasi langsung dari pihak sekolah berkaitan dengan permasalahan yang dikeluhkan para guru. Karena itu, dia bakal konfirmasi terlebih dahulu. “Belum ada konfirmasi. UPT belum ada konfirmasi dari pihak sekolah. Nanti saya konfirmasi dulu. Saya akan panggil kepala sekolahnya untuk mengetahui kondisi sebenarnya,” ujarnya singkat. Senada, Pemerintah Desa Slendra, H Sumarno mengatakan, dirinya tidak mengetahui siapa kontraktor dan besaran anggaran atau waktu penyelesaian bangunan mangkrak itu. Pasalnya, tidak ada pembicaraan atau usulan pihak sekolah kepada pemerintah desa. “Kepala sekolah tidak ngomong ke desa atau komite. Dikasih tahu aja nggak. Kalau dikasih tahu kan paling tidak, kalau ada masalah bisa kami usulkan kepada UPT. Kontraktor nggak tahu. Anggarannya juga nggak tahu,” beber kuwu Desa Slendra itu kepada Radar Cirebon. Seperti diberitakan sebelumnya, nasib kurang beruntung dirasakan 123 siswa SDN 1 Slendra, Kecamatan Gegesik. Renovasi bangunan sekolah yang belum selesai, ditinggal pemborong. Dampaknya, karena jumlah siswa tidak sebanding dengan kelas yang ada, terpaksa para siswa bergiliran menggunakan ruangan kelas. SDN yang berlokasi di pinggir wilayah barat Kabupaten Cirebon itu, kini hanya memiliki empat ruangan saja. Satu untuk ruang guru dan sisanya ruangan belajar siswa. Tidak memungkinkan menyatukan seluruh kelas. Para guru pun berinisiatif membagi jam belajar mereka. Kelas 1 sampai 3 masuk pukul 07.00 sampai 09.30, sementara kelas 4 sampai 6 masuk pukul 09.30-13.30 WIB. Guru Agama SDN 1 Slendra Abdul Wahid mengungkapkan, mendekati ujian nasional pada April 2019 mendatang, membuat para guru khawatir. Jika idealnya jam belajar lima sampai enam jam, karena bergiliran, siswa melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) hanya setengah dari jam belajar seperti biasanya. “Kalau dipaksakan belajar sampai sore, guru bisa aja. Pertimbangannya para siswa. Mereka akan tidak maksimal untuk menyimak materi yang diberikan,” ungkap Abdul Wahid. Wahid membeberkan, bangunan “mangkrak” itu sudah sebulan ini ditinggal pemborongnya. Dari tiga bangunan yang direnovasi, satu pun belum ada yang layak ditempati. Pihak sekolah sendiri, tidak mengetahui anggaran dan asal pemborong yang merenovasi bangunan sekolahnya. Atap dan keramik yang belum terpasang, semakin membuat gerah para guru. “Pada saat pembangunan, gak ada papan anggaran, batas waktu pengerjaan atau nama kontraktornya. Pengerjaan masih lama. Jendela, keramik, atap, pintu belum terpasang. Mentang-mentang orang pinggiran, jadi tidak diperhatikan,” keluhnya. (ade)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: