Baru 2 Calon, Kursi Ketua Dewan Kesenian Sepi Peminat

Baru 2 Calon, Kursi Ketua Dewan Kesenian Sepi Peminat

INDRAMAYU – Musyawarah Seniman Indramayu (Museni) VII Dewan Kesenian Indramayu (DKI) akan di Gedung Kesenian Mama Soegra, 28 Desember mendatang. Salah satu agendanya adalah memilih ketua dan menentukan pengurus baru periode 2019 – 2022. Namun minat untuk menjadi ketua DKI tahun ini menurun. Hingga saat ini, baru ada dua calon yang mengembalikan formulir ke steering committee (SC), yakni Sihabudin (Lebe) dan Aerli Rasinah.  Kalangan seniman menganggap pertarungan dua calon ketua DKI ini tidak seimbang. Mengingat salah satu calon adalah incumbent dan satunya adalah pendatang baru. Ketua SC Yodhi R Santoso mengatakan, dia sudah menyebarkan informasi perihal persiapan Museni VII 2018 dan menyiapkan formulir untuk para bakal calon ketua Dewan Kesenian Indramayu. “Saya hanya ditunjuk mengantarkan Museni VII bersama Saptaguna dan Ucha M Sarna. Persoalan siapa calonnya, itu kita kembalikan lagi kepada yang punya niat dan yang berminat,” ungkapnya. Sementara Nang Sadewo menuliskan keprihatinannya terhadap minimnya perhatian pemerintah terhadap pelaku seni di media sosialnya. Dia mengatakan, pengambil kebijakan harus melakukan pembenahan agar pelaku seni tidak hanya dihargai dengan kata ‘kepuasan’ . “Kayaknya di tahun 2019 nanti ketua Dewan Keseniannya tidak hanya lurus, tapi juga harus tenang, penuh perhitungan, pandai melobi, perhatian dan tidak hanya bisa marah, tapi juga harus berani nyeruduk. Kalau tidak nasib senimannya ya bisa tombok bonyok lagi,” kata Nang Sadewo. Dikatakan, selama ini para pelaku seni hanya menunggu sikap dan komitmen pemerintah daerah yang tidak jelas dalam hal kelangsungan kreativitas dan hidup seniman di Indramayu. Selain itu dalam hal manajemen, instansi terkaitnya tidak punya dasar accounting yang jelas. Akibatnya seniman yang selama ini identik dengan humans without management sehingga mudah dikadali. Sementara penyair Acep Syahril berharap penuh kepada pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan seni dan budaya. “Jadi sudah saatnya pemerintah daerah memberikan porsi yang seimbang, antara seni, budaya, sosial dan politik. Agar semuanya bisa berjalan mewarnai dinamika pembangunan di Indramayu,” jelas Acep. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: