Mahatir Sebut Pangeran Mahkota Johor Tidak Paham Federalisme

Mahatir Sebut Pangeran Mahkota Johor Tidak Paham Federalisme

KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Mahathir Mohamad menyerang putra mahkota Johor Tunku Ismail Sultan Ibrahim. Mahathir menyebut kerajaan tidak memahami konsep federasi. Ini terjadi setelah putra mahkota berjanji untuk terus berbicara menentang kebijakan pemerintah Pakatan Harapan (PH). Bahkan meski membuatnya menjadi musuh publik nomor 1. “Dia (putra mahkota) tidak mengerti Federasi. Mungkin karena dia belum dilahirkan pada saat itu, sehingga dia tidak tahu. Tetapi saya tahu,” kata PM Mahatir seperti dikutip oleh New Straits Times. Perdana menteri mencatat, putra mahkota tidak memegang posisi pemerintah. Terlebih, kata dia, putra mahkota memiliki rekam jejak mendukung pandangan kuatnya terhadap kebijakan pemerintah federal, terutama melalui media sosial. Dia mendesak pemerintah federal untuk berinvestasi dalam perawatan kesehatan. Termasuk menghidupkan kembali rumah sakit umum yang ditunda di Pasir Gudang, alih-alih menghabiskan uang untuk membangun \'jembatan bengkok\' antara Johor dan Singapura. Baru bulan lalu, ia mempersoalkan keputusan Putrajaya untuk mempertahankan Pulau Kukup sebagai taman nasional yang ditetapkan. Ini terlepas dari keputusan sebelumnya oleh pemerintah negara bagian Johor untuk mengubah status pulau hutan bakau terbesar kedua di dunia menjadi tanah kesultanan. Dalam sebuah posting Facebook Rabu malam, putra mahkota mengatakan dia benar-benar ingin pemerintah PH menjadi sukses. \"Beberapa mungkin tidak menyukai apa yang saya katakan tetapi itu tantangannya. Untuk terus berbicara untuk rakyat yang tidak bisa. Biarkan aku menjadi musuh publik No.1 jika aku harus. Aku konsisten dan mendukung prinsip-prinsipku,\" katanya. Dia juga mendesak pemerintah PH untuk berhenti berkelahi satu sama lain dan berhenti mempolitisasi setiap masalah. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: