Penyidikan Temukan Titik Terang
Polri Mengendor, Belum Rilis Sketsa Wajah Pelaku JAKARTA - Penyidikan kasus penyerbuan lembaga pemasyarakatan (lapas) Cebongan, Sleman, terus berjalan. Wamenkum-HAM Denny Indrayana mengklaim ada perkembangan positif terkait investigasi pencarian pelaku. Dia mengatakan kalau tim gabungan dari Kepolisian, KSAD, dan lainnya seperti Komnas HAM menemui titik terang. Namun, demi kelancaran investigasi, dia tidak mau membukanya saat ini. \"Perkembangan dari tim investigasi berlapis mengarah ke positif. Tetapi izinkan perkembangan ini biar didalami dulu oleh tim yang bekerja,\" ujarnya di kantor Kemenkum-HAM. Dia meminta pengertian karena kasus yang dihadapi bukan hal biasa. Ada kekhawatiran kalau diumbar malah membuat kasus tidak cepat terungkap. Dia sadar, masih ada yang meragukan komposisi tim investigasi. Namun, dia meminta agar tenaga untuk mempermasalahkan hal itu dialihkan ke hal yang lebih positif. Yakni, bersatu untuk mengungkap siapa dalang di balik penyerbuan yang menewaskan empat tahanan tersebut. \"Di satu sisi, ada keraguan pada Polisi. Nah, Polisi bisa menjadikan investigasi ini sebagai lahan untuk membuktikan diri kepada masyarakat,\" urainya. Dia berharap tim gabungan bisa segera menemukan alat bukti, jadi tidak ada lagi tuding-tudingan antarinstansi. Denny juga menyebut hukum berarti bicara alat bukti. Di samping itu, penting juga perlindungan terhadap saksi. Jika para saksi sudah mendapat kepastian perlindungan, dia yakin penyerbuan itu bisa cepat terungkap. Siapapun yang mengetahui peristiwa itu tak perlu lagi menceritakan kepada tim investigasi. \"Perlindungan terhadap para saksi itu kuncinya,\" tandas dia. Saat ini Denny merasa lega karena Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) sudah turun. Sesuai dengan Standart Operating Procedure (SOP), dia yakin program perlindungan sudah berjalan. POLRI MENGENDOR Jika Wamenkum-HAM optimistis, beda dengan Polri. Polri kini justru terkesan ragu-ragu menyebut keterlibatan oknum militer. \"Dari hasil penyelidikan kasus Lapas Cebongan oleh tim investigasi Polri, sampai saat ini belum dapat ditarik sebuah kesimpulan adanya keterlibatan oknum TNI,\" kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, kemarin (02/04). Pernyataan Boy ini aneh karena KSAD sendiri secara jelas menyebut Kapolri telah menghubungi Panglima TNI agar ada tim penyidik dari TNI. Tanpa indikasi apa pun, tentu tak mungkin Kapolri menghubungi Panglima. \"Kami bentuk tim ini setelah ada hasil investigasi dari kepolisian,\" kata KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo Sabtu lalu. Boy berkelit, bahwa justru tim TNI itu yang akan menguji apakah ada keterlibatan atau tidak. \"Sekali lagi, dari Polri secara resmi belum menyatakan tersangkanya dari kelompok mana dan siapa,\" kata jenderal alumnus Akpol 1988 ini. Mantan Kapoltabes Padang itu meminta agar seluruh pihak memberikan kesempatan kepada pihak kepolisian untuk berupaya mengungkap peristiwa tersebut. \"Kita minta semua pihak bekerja sama dalam mengungkap kasus ini, termasuk tim-tim yang dibentuk Mabes AD maupun Komnas HAM. Memang tidak mudah,\" katanya. Saat ditagih soal sketsa wajah penyerang, lagi-lagi Boy berdalih belum selesai. \"Itu masih diperjelas, nanti setelah selesai segera akan disebarkan ke masyarakat, kami harap informasi masyarakat,\" ucapnya. Dari keterangan saksi, tim penyelidik di lapangan terus mengumpulkan bukti dan informasi yang mengarah pada bentuk wajah pelaku. \"Dari keterangan saksi, diketahui ada dua pelaku yang wajahnya tidak dibungkus penutup kepala, ini masih diproses,\" katanya. Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta Sanusi Pane menyayangkan kinerja Polri yang lambat membuat sketsa wajah para penyerang. Padahal, dalam kasus-kasus besar lainnya, sketsa wajah pelaku dapat keluar dalam jangka waktu tiga hari. \"Sangat disayangkan Polri terlalu lamban untuk membuat sketsa wajah para penyerang LP Sleman, padahal dalam kasus-kasus lain, seperti terorisme dalam waktu tiga hari sketsanya sudah keluar,\" katanya di Jakarta kemarin. Penulis buku Jangan Bosan Kritik Polri itu berharap Polri cepat melansir sketsa para pelaku penyerangan, sehingga publik bisa membantu aparat untuk mengenali para pelaku. \"Sikap polri yang lamban ini sangat disayangkan, seperti ada yang hendak ditutupi-tutupi,\" ungkapnya. Kalau Polri takut mengumumkan sketsa, Neta mengusulkan agar tim TNI AD yang membuat dan segera merilisnya. \"Toh, tim TNI AD itu juga resmi dan punya hak hukum melakukan penyidikan,\" katanya. (rdl/dim/nw)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: