DCKTR Optimis Raih Adipura

DCKTR Optimis Raih Adipura

Miliki Program Sanitari Lokal DINAS Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) Kabupaten Cirebon memiliki program penerapan sistem sanitari lokal (SLF) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gunung Santri, Desa Kepuh, Kecamatan Paliamanan. SLF ini merupakan sistem pengolahan sampah dengan cara menimbun tumpukan sampah yang telah dipadatkan dengan lapisan tanah sehingga dapat mengurangi pencemaran udara. Kepala DCKTR, Ir Arief Budi Prayitno mengatakan, TPA Gunung Santri miliki lahan 2,5 hektare. 1 hektare untuk pembuangan sampah dan 1,5 hektare untuk pembuatan pupuk kompos. Sampah-sampah yang dibuang ke TPA tersbut berasal wilayah barat Kabupaten Cirebon. Menurutnya, puluhan masyarakat setempat menggantungkan nasibnya pada TPA ini, tak jarang diantara mereka sudah paham dan mengerti dalam pemilahan sampah organik dan nonorganik. Semua bentuk sampah bisa didaur ulang. Sampah organik bisa dijadikan pupuk kompos sedangkan sampah nonorganik bisa dijadikan sebagai biji plastik dan lainnya. \"Di Kabupaten Cirebon terdapat tiga TPA yaitu di Ciledug, Ciawi Japura dan di Palimanan. Sementara TPA ini kita jadikan sebagai tempat SLF dan daur ulang,\" jelasnya. Tak hanya itu, saat ini DCKTR bekerja sama dengan Rumah Kompos Surya Lestari, Desa Cempaka, Kecamatan Talun. Pemanfaatan dalam rumah kompos ini juga untuk TPA sampah-sampah yang ada di Kecamatan Sumber terutama Pasar Sumber. Sebelumnya, sampah yang ada di Kecamatan Sumber sebanyak empat kontainer per hari ini dibuang ke TPA Gunung Santri. Namun sejak ada rumah kompos, sampah-sampah tersebut bisa langsung didaur ulang. \"Program rumah kompos ini sudah berjalan satu tahun, dan manfaatnya sangat dirasa sekali bagi kami. Dengan kerja 0sama ini, kami pun bisa menghemat anggaran dalam pengadaan kompos. Tidak hanya itu, secara tidak langsung kita telah memberikan pengertian dan pemahaman terjadap masyarakat mengenai penting dan manfaat daur ulang sampah,\" paparnya. Hal senada dikatakan, Kepala Bidang Kebersihan dan Pertamanan, H M Suharto ST MSi. Menurut dia, Bidang Kebersihan dan Pertamanan sedang giat melakukan penataan taman khususnya yang berada di Kota Kecamatan Sumber. Penataan taman ini sesuai dengan penataan kota dan ruang. Selain di Sumber, pihaknya akan menargetkan penataan taman di Alun-alun Gegesik dan Arjawinangun. \"Kita sudah mulai melakukan penataan, tahun ini kita sudah mulai dialun-alun Gegesik dan Arjawinangun. Dan tahun depan kita targetkan semua alun-alun di Kabupaten Cirebon dilakukan penataan ruang terbuka hijau dan pertamanan,\" ungkapnya. Suharto menambahkan, selain dilakukan penataan taman, juga pengerukan dan pergantian tanah. Pasalnya, sudah sepuluh tahun lebih belum pernah dikeruk. Pengerukan ini dilakukan dengan cara penggantian humus baru dan pemberian kompos. Dengan demikian, maka akan tercipta tanah baru yang subur sehingga masa tanam tanamanan hias bisa tahan lama. Tumbuhan yang biasa tanam pada taman antara lain tanaman hisa berwarna menarik seperti brokolii, pucuk merah, cemara, trembesi, umbia-umbian, bugenvile. Ia juga menambahkan, selain tumbuhan hidup, beberapa kantor di lingkungan Pemkab Cirebon kini sudah menampilkan hiasan-hiasan, yakni tree light rainbow, LED di tugu selamat datang dan penghias gapura berbentuk sarang laba-laba. Di wilayah III Cirebon, tree light rainbow yang didapat dari China, merupakan satu-satunya di Kabupaten Cirebon. \"Saya ingin tiap hari Kabupaten Cirebon selalu bersih dan indah, kebersihan tidak dapat dibeli dengan uang tapi dengan kesadaran. Dan kami optimis Kabupaten Cirebon kembali meraih Piala Adipura,\" imbuhnya. (via/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: