Publik Menanti Janji Polri, Teror Terinspirasi dari Sembilan Aksi Sebelumnya

Publik Menanti Janji Polri, Teror Terinspirasi dari Sembilan Aksi Sebelumnya

JAKARTA-Jajaran petinggi Polri untuk sementara tidak bisa tertidur pulas. Drama teror yang menerpa pimpinan KPK, menjadi perkerjaan rumah yang harus segera dibereskan. Apalagi muncul desakan dari para politisi, aktivis HAM sampai Presiden Joko Widodo yang memberikan. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menegaskan, Polri serius dalam mengusut kasus teror yang menimpa Ketua KPK Agus Raharjo dan Wakil Ketua KPK Laoda M. Syarif. Ini dibuktikan dengan adanya tim khusus yang dibantu Densus 88 Anti Teror, Inafis dan sublafor forensik. \"Ini sudah menjadi tugas kami. Sekuat tenaga kami tuntaskan,\" terang Dedi ketika ditemui di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Disinggung soal deadline pengungkapan kasus tersebut, mantan Wakapolda Kalimantan Tengah kembali menegaskan, rangkaian penyelidikan satu demi satu diurai, dengan dukungan barang bukti. Namun prinsif kehati-hatian terhadap objek sebuah kasus tetap dikedepankan. Barang bukti saat ini sedang diperiksa. Tanpa dukungan fakta dan data komprehensif sulit rasanya diungkap. Semua tentu berharap secepatnya, imbuh Dedi. Selain barang bukti (selengkapnya lihat grafis) Bareskrim Mabes Polri juga berencana meminta keterangan Agus Raharjo dan Laode untuk pendalaman. Keduanya belum bisa hadir, karena kami tahu kesibukan mereka. Tapi kami terus memberikan laporan perkembang dari kasus ini, imbuhnya. Saat ini, lanjut dia penyidik tengah mendalami keterangan 12 saksi, lalu menganalisa 4 CCTV termasuk CDR. Sejauh ini dari data yang ada belum dapat disimpulkan. Yang pasti benda yang dicurigai tenyata fake bomb atau bom palsu. Ini melihat dari penelitian partikel yang dilakukan Forensik. Kesulitan paling inti, lanjutnya, dari sisi barang bukti di TKP. Alat bukti jejak kriminal cukup semuanya tentu mudah. Semua bukan hanya berdasarkan hipotesa. Tapi analisas kuat, ada pembuktikan secara komprehensif, timpalnya. Terpisah, Indonesia Corruption Watch (ICW) menilai teror bom terhadap dua pimpinan KPK sebagai tindakan yang berani. \"Teror itu merupakan sinyal langsung untuk meneror, bukan hanya para pimpinan KPK secara personal, tetapi juga institusi dan seluruh jajaran pegawai KPK dalam menjalankan perintah undang-undang, beber Koordinator ICW Adnan Topan Husodo kepada Fajar Indonesia Network (FIN). Muncul kesan, teror yang dihadirkan terinspirasi dari teror-teror sebelumnya yang berhasil, seperti yang dialami Novel Baswedan. Sudah kesekian kalinya teror ini. Mengingat penegak hukum belum dapat mengungkap pelakunya hingga hari ini. Kita ingin lihat apakah janji Polri untuk mengusut tuntas kasus ini bisa terbutkti, terangnya. Adnan menmbahaknan bahwa teror tersebut perlu dilihat sebagai ancaman terhadap agenda pemberantasan korupsi, mengingat KPK berada di garda terdepan. Karenanya, ICW pun mendesak penegak hukum mengungkap cepat kasus tersebut supaya tidak muncul spekulasi yang liar dan memanaskan suasana tahun politik. \"Maka kami mendesak Presiden Joko Widodo untuk memastikan adanya jaminan perlindungan keamanan terhadap pimpinan dan pegawai KPK, serta dukungan politik terhadap KPK dalam menjalankan kerja-kerja pencegahan dan pemberantasan korupsi,\" imbuhnya. ICW pun meminta Kapolri memerintahkan seluruh aparaturnya untuk mengungkap dan menjerat pelaku teror bom terhadap pimpinan KPK, serta teror-teror lain yang pernah terjadi.\"KPK juga perlu membangun sistem keamanan yang lebih baik, yang ditujukan kepada seluruh pegawai KPK, terutama yang rawan terhadap target teror,\" tukasnya. Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengungkap teror di rumah dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). \"Sudah saya perintahkan langsung ke Kapolri untuk menindak dan menyelesaikan dengan tuntas,\" tegasnya. Joko Widodo menegaskan serangan teror ini tidak bisa ditolerir lantaran menjadi bentuk intimidasi kepada aparat penegak hukum. \"Saya rasa tidak ada toleransi untuk itu. Kejar dan cari pelakunya,\" ujarnya. Jokowi menuturkan telah memerintahkan agar keamanan penyidik dan pimpinan KPK diperhatikan. Jika masih ada serangan teror, kata Jokowi, maka menjadi tugas kepolisian untuk mencari pelaku. Meski teror kerap menyerang KPK, Jokowi memastikan perlawanan terhadap praktek korupsi tidak bakal melemah. \"Saya meyakini pemberantasan korupsi tidak kendor dengan teror seperti ini,\" kata dia. Seperti diketahui teror bom terjadi di rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat dan rumah Wakil Ketua KPK Laode M. Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan, kemarin. (fin/ful) FAKTA DAN DATA HASIL FORENSIK Hasil laboratorium forensik (Labfor), serbuk putih dalam bom palsu (fake bomb) merupakan senyawa semen. Sementara tas hitam yang disangkutkan di pagar rumah Agus Raharjo yang ditemukan pukul 05.30 WIB, Rabu (9/1) berisi pipa paralon, sekring, kabel, paku dan serbuk putih yang dicurigai itu sebagai serbuk handak (bahan peledak). Sementara terkait teror bom molotov di rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, polisi memeriksa 12 orang saksi. Dua orang saksi di antaranya diperiksa di Polda Metro Jaya. Saksi-saksi ini sebagian besar menyimpulkan tidak secara spesifik melihat kejadian itu. Hanya sedikit percikan api, suara botol dilempar kemudian pecah. Tim kini terus menganalisa dan menyisir CCTV di TKP (tempat kejadian perkara). 9 KALI KPK DITEROR Penyeranganterhadap dua pimpinan KPK, Agus Rahardjo dan Laode M Syarif, sebagai serangan kesembilan yang diterima oleh seluruh pegawai KPK. Berikit datanya:

  1. Penyerbuan dan teror terhadap fasilitas KPK
  2. Ancaman bom ke gedung KPK
  3. Teror bom ke penyidik KPK
  4. Penyiraman air keras ke rumah dan kendaraan milik penyidik dan pegawai KPK (terjadi pada tahun 2017 dan 2015)
  5. Ancaman pembunuhan terhadap pejabat dan pegawai KPK
  6. Perampasan perlengkapan penyidik KPK (tahun 2017)
  7. Penculikan terhadap pegawai KPK yang sedang bertugas
  8. Percobaan pembunuhan terhadap penyidik KPK
  9. Teror bom terhadap Ketua KPK, Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK, Laode M. Syarif
(Sumber: MABES POLRI /WADAH PEGAWAI KPK)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: