Adopsi 1.000 Pohon di Ciremai
KUNINGAN - Mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Biologi Universitas Kuningan (Uniku) untuk kali kedua melakukan penanaman pohon di lahan kritis kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Minggu (13/1). Penanaman pohon kali ini dilakukan di Blok Lambosir, Desa Setianegara, Kecamatan Cilimus. Penanaman dihadiri Direktur Sekolah Pascasarjana Uniku, Iskandar, dan Kabid Konservasi Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup, Jumhari. Ketua Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Uniku Zamzam Saeful Anwar mengatakan, kegiatan yang bertemakan adopsi 1.000 pohon itu merupakan bentuk nyata mahasiswa pascasarjana dalam rangka pelestarian lingkungan dan mendukung komitmen pemerintah daerah mewujudkan Kuningan Kabupaten Konservasi. \"Sebelumnya kegiatan penanaman pohon dilaksanakan di lahan sekitar objek wisata Bukit Seribu Bintang. Kali ini kami mendapat keleluasaan TNGC melakukan penanaman di Blok Lambosir. Hari ini kami lakukan penanaman sekitar 100 pohon, dan direncanakan akan menjadi agenda tahunan setiap angkatan sehingga secara berkelanjutan menjangkau lahan kritis yang lainnya, sehingga ke depan kawasan ini bisa menjadi sekolah alam, laboratorium alam atau semacamnya,\" ungkap Zamzam kepada Radar di sela-sela kegiatan penanaman pohon, kemarin. Sesuai namanya, lanjut Zamzam, kegiatan adopsi 1.000 pohon ini sebagai kegiatan nyata dalam rangka pelestarian alam bukan hanya menanam namun juga turut serta memeliharanya hingga dipastikan pohon tersebut tumbuh. Berbeda dengan kegiatan reboisasi yang hanya melakukan penanaman kemudian ditinggalkan begitu saja. Zamzam memastikan, setiap mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan adopsi pohon ini mempunyai kewajiban dan tanggung jawab memelihara pohon tersebut. Sehingga pohon bisa benar-benar tumbuh walaupun penanam sudah tidak berstatus mahasiswa. \"Setiap pohon yang ditanam disertai dengan identitas penanamnya. Kalau misal ternyata pemilik pohon tersebut tidak merawatnya dalam kurun waktu satu tahun, maka tidak menutup kemungkinan namanya akan dicabut dan diganti orang yang bersedia melanjutkan adopsi pohon itu,\" ujarnya. Lebih lanjut dikatakan, adapun jenis pohon yang ditanam cukup banyak, namun yang pasti endemik Gunung Ciremai seperti kijamuju, kilampayan dan lainnya. Selain itu, tanaman berbuah yang nantinya akan menjadi asupan makanan satwa Ciremai. Sementara itu, Direktur Sekolah Pascasarjana Uniku Iskandar mengapresiasi kegiatan rutin tahunan bertajuk Adopsi 1000 Pohon di Ciremai tersebut sebagai salah satu wujud pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat dan lingkungan. Dia berharap, kegiatan ini bisa berlanjut menjadi agenda tahunan dengan peserta dan jumlah pohon yang ditanam bisa lebih banyak. \"Kegiatan adopsi ini tidak hanya diikuti oleh mahasiswa, namun juga masyarakat dan komunitas lingkungan yang kali ini hadir dari Komunitas Green Lambosir. Semoga langkah kecil ini bisa memberi dampak yang cukup besar terhadap kelestarian alam dan lingkungan. Terlebih masalah yang kita hadapi ke depan adalah masalah lingkungan hidup, dan Tuhan menganugerahkan Kabupaten Kuningan Gunung Ciremai dan alam yang indah yang apabila tidak dijaga dan dirawat maka ini merupakan suatu kezaliman yang akan dipertanyakan di akhirat kelak,\" papar Iskandar. Senada diungkapkan Kabid Konservasi Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Jumhari, kegiatan penanaman pohon sebagai salah satu wujud dukungan para mahasiswa dalam menyukseskan komitmen Pemkab Kuningan sebagai Kabupaten Koservasi. Bahkan, akan sangat baik jika ke depannya jumlah pihak yang terlibat bisa lebih banyak begitu juga dengan pohonnya. Sementara itu, Kepala Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kuswandono mengapresiasi kegiatan penanaman di kawasan TNGC adalah untuk kepentingan umat manusia. Menurut dia, melalui kegiatan penanaman pohon ini akan mengenalkan pentingnya menanam pohon kepada mahasiswa. Serta kepedulian untuk merawat pohon hingga hidup dan menjalankan fungsinya dalam ekosistem. \"Kami siap mendukung kegiatan ini untuk menjadi agenda tahunan. Ini sebagai sumbangsih yang sangat bagus untuk kelestarian Ciremai dan memperkecil jumlah lahan kritis di kawasan TNGC terutama yang sempat terbakar pada musim kemarau kemarin,\" ucap Kuswandono. (fik)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: