Ironis, Destinasi Wisata Kota Cirebon Tak Mampu Menarik Turis Asing

Ironis, Destinasi Wisata Kota Cirebon Tak Mampu Menarik Turis Asing

CIREBON-Akses menuju kota Cirebon semakin mudah. Mulai dari darat hingga udara kini akses menuju Cirebon semakin cepat.Namun akses tersebut bukan saja menjadi sebuah keuntungan. Malah bisa menjadi hal yang harus diperhatikan oleh pelaku pariwistaa. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon M Abdul Majid Ikram menuturkan, semakin mudahnya akses menuju Cirebon, length of stay menjadi lebih pendek. Tetapi, kemudahan akses ini juga bisa dimanfaatkan untuk menarik wisatawan sebanyak mungkin. \"Saat ini length of stay  tidak sampai dua hari,\" tutur Majid, di The Forty Cafe. Makin singkatnya durasi lama tinggal di Kota Cirebon patut dikhawatirkan. Makin sedikit pula multiplier effect yang didapat pemerintah daerah maupun masyarakat. Makin singkatnya length of stay juga jadi indikasi destinasi wisata di Kota Cirebon belum mampu menggaet wisatawan. Majid menekankan, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) diharapkan dapat menjadi motor penggerak pariwisata dan perekonomian di Ciayumajakuning. Bisa dimanfaatkan sebaik mungkin dengan pariwisata terintegrasi. Pariwisata seharusnya bisa diintegrasikan dengan wisata alam, budaya, dan dikombinasikan dengan tour guide juga transportasi yang mengakomodir. \"Dengan BIJB yang tahun ini akan membuka jalur penerbangan internasional terutama ASEAN, seharusnya bisa meningkatkan length of stay,\" jelasnya. \"\"Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPw BI Cirebon Rawindra Ardiansah juga memaparkan data serupa. Pada tahun 2018, occupancy rate mencapai 62,57 persen dengan length of stay selama 6 hari. Sedangkan, pada tahun 2017 occupancy rate mencapai 54,57 persen dengan length of stay selama 2 minggu. “Okupansi memang ada sedikit kenaikan, namun length of stay-nya menurun, ini yang harus menjadi perhatian bagi pelaku usaha di Cirebon sendiri,” tutur Rawindra, beberapa waktu lalu. Hal ini, sebut Rawindra, menjadi satu warning kepada pelaku usaha dan Pemerintah Kota Cirebon untuk bisa membuat kota lebih menarik. Yang dimaksud dengan sektor pariwisata bukan saja destinasi wisatanya. Namun juga secara keseluruhan aspek pariwista seperti kebersihan, penerimaan masyarakat dan lainnya yang perlu disiapkan menyambut wisatawan. Menurutnya, bukan hanya pariwisata musiman namun juga Cirebon harus memilki wisata lain. Seperti salah satu pasar yang penting yakni wisata MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition). Kegiatan wisata MICE ini, katanya, berpeluang menjadi andalan untuk meningkatkan pendapatan devisa sektor pariwisata mengingat pengeluaran pelancong bisnis tersebut rata-rata tiga kali lebih besar dari wisman biasa. “Wisata MICE ini sangat berpeluang besar, apalagi Cirebon sebenarnya sudah punya tempat wisata, suvenir, kuliner dan lainnya sangat lengkap,” jelasnya. Kota Cirebon punya banyak PR dalam aspek pariwisata. Sejauh ini, destinasi yang ada kurang mampu menarik wisatawan asing. Data kunjungan wisatawan pada tahun 2018 menunjukan angka sangat rendah. Dari 9.790 wisatawan asing yang datang ke Kota Cirebon, mayoritas merupakan wisatawan asing yang menginap di hotel. Sementara yang berkunjung ke objek wisata hanya 710 wisatawan asing. Kepala Bidang Pariwisata Alimudin mengakui, jumlah wisatawan asing yang mengunjungi objek wisata lebih rendah ketimbang yang menginap di hotel. Ia berdalih, ini bisa jadi lantaran wisatawan asing mengujungi objek wisata yang berada di luar Kota Cirebon. Akan tetapi untuk menginap di Kota Cirebon. \"Ya bisa jadi mereka berwisatanya di Majalengka, Kuningan, atau Kabupaten Cirebon. Tapi menginapnya di Kota Cirebon,\" kata Ali, memaparkan asumsinya. Selain itu, ada juga faktor lain. Misalnya, tidak semua penghuni hotel itu bertujuan untuk berwisata. Akan tetapi untuk berbisnis ataupun lainnya. Sedangkan wisatawan asing mayoritas berasal dari Asia dan juga Eropa. \"Kita tidak merinci dari negara-negara mananya,\" ucapnya. Namun dirinya menampik tingkat kunjungan wisatawan asing masih rendah, lantaran Kota Cirebon kekurangan objek wisata. Di lain sisi, memang perlu ada upaya lain dalam menarik wisatawan mancanegara. Biasanya wisatawan asing lebih tertarik dengan unsur kebudayan dan kearifan lokal. Hal ini bisa jadi agenda penting ke depan, bagi Pemerintah Kota Cirebon dalam menyusun kalender wisata. Sisi baiknya, justru wisatawan domestik yang banyak membanjiri objek wisata. Tercatat selama tahun 2018, ada 696.821 orang wisatawan domestik yang mengunjungi objek wisata di Kota Cirebon. Sementara untuk hunian hotel, wisatawan domestik ada sebanyak 373.933 orang. Sementara itu, terkait dengan penyusunan calendar of event tahun 2019, Sekretaris DKOKP, Edy Bagja Rohaedi menyebutkan sudah ada dua puluh agenda yang akan digelar. Rencananya, kalender itu bakal dicetak kemudian disebarkan ke publik. “Kita mungkin launching di tanggal 23 Februari saat acara C’Fest, tapi bisa jadi setelah itu,tanggalnya masih belum fix,” ungkap Edy, kemarin. Dikatakan dia, sejauh ini, pihaknya sudah mendapatkan masukan dari keraton-keraton. Ada beberapa agenda di keraton yang masuk. Hanya saja tidak semua bisa dimasukan. Lantaran keterbatasan anggaran. Pada tahun ini, meski ada peningkatan anggaran namun dirasa masih minim. Anggaran bidang pariwisata dan kebudayaan sendiri masing-masing sekitar Rp1,5 miliar. Anggaran itu untuk mendanai 20 event saja masih minim. Belum lagi untuk perawatan cagar budaya, dan kegiatan yang lain. Edy sendiri belum merinci secara detail apa saja dari 20 agenda yang masuk dalam calendar of event. Namun beberapa, yang masuk seperti event tahunan Hari Jadi Kota Cirebon, Nadran, Panjang Jimat, dan pihaknya memasukan agenda event Festival Kuliner di akhir tahun. Ada 20 event, yang rutin setiap tahun kita gelar. Dari keraton, yang masuk diantaranya panjang jimat dan muludan. “Ya nantinya kita cetak kalau sudah jadi, kita launching dan sebar ke publik,” ujarnya. Diharapkan, dengan adanya kalender ini, bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Cirebon. Pada tahun ini, jumlah kunjungan wisatawan ditargetkan dua juta orang. Sehingga bisa lebih mudah untuk mempromosikan pariwisata di Kota Cirebon, terutama sebagai penduan bagi para travel agent kepada para wisatawan. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: