Walah, Baru Awal Tahun, 10 Warga Positif DBD

Walah, Baru Awal Tahun, 10 Warga Positif DBD

CIREBON-Menghadapi peralihan cuaca, masyarakat diminta waspada terhadap penyakit demam berdarah (DBD). Pasalnya, berdasarkan data yang diperoleh Radar Cirebon dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, minggu kedua di bulan Januari sudah ada 10 orang positif DBD. Seperti halnya yang dialami Ubaidillah (39), warga Blok Masjid, RT 12 RW 05, Kelurahan Perbutulan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon. Kepada Radar Cirebon, Ubay, sapaan akrabnya mengatakan, ia dirawat di RS Mitra Plumbon sejak Jumat (18/1) lalu. Sebelumnya, ia berobat di Klinik BMS, Jalan P Cakrabuana, Kemantren, Sumber. Dikarenakan kondisinya makin memburuk, Ubay lalu diopname di RS Mitra Plumbon. Untuk itu, pihaknya meminta agar Pemerintah Kabupaten Cirebon segera melakukan penanganan terhadap penyebaran penyakit demam berdarah. Pasalnya, dua pengajar di Pesantren Kampung Damai dekat rumahnya juga terserang penyakit demam berdarah. “Saya harap pemerintah segera melakukan pengasapan atau fogging, baik di daerah yang terdampak demam berdarah maupun daerah lain. Selain itu, dilakukan pemberian bubuk antijentik nyamuk demam berdarah,” katanya kepada Radar Cirebon. Dia juga berharap pemerintah memberikan penyuluhan atau sosialisasi ke masyarakat terhadap bahaya demam berdarah, termasuk cara pencegahannya. “Saat ini, sudah masuk musim hujan. Sehingga, rawan penyakit demam berdarah. Dengan melakukan sejumlah tindakan preventif tadi, diharapkan bisa menekan terjadinya penyebaran penyakit tersebut,” tegasnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana SKM MKes menuturkan, pihaknya telah melakukan Penyelidikan Epidemilogi (PE) dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). PE ini, kata Nanang, bertujuan untuk melihat kronologis pasien dan cek tempat tinggal dan memeriksa jentik nyamuk yang ada di penampungan air. Sehingga, jika ada tindak lanjut, tidak terjadi kesalahan. Sedangkan PSN bertujuan untuk membersihkan tempat perindukan nyamuk untuk bertelur. Juga bisa dilakukan dengan 3 M (mengubur, menguras dan menutup) plus memberikan bubuk larvasida/ abate, memelihara ikan cupang atau bisa memanam pohon lavender. \"Betul ada laporan DBD dari Perbutulan. Tadi sudah kita lakukan PE dan PSN, besok (hari ini, red) kita lakukan fogging,\" kata Nanang. Lebih lanjut, ujarnya, berkat adanya program yang terus disosialisasikan oleh masing-masing puskesmas berupa \'Jumatik\' (juru pemantau jentik nyamuk) di masing-masing rumah, nampaknya menunjukan respons positif. Pasalnya, program tersebut dapat menurunkan persentase kasus penyakit DBD hingga 75 persen. \"Jumatik telah berjalan 2 tahun dan menunjukan penurunan angka (kasus DBD) yang bagus. Penurunannya sekitar 75 persen. Tidak hanya di wilayah endemis, namun juga semua wilayah di Kabupaten Cirebon,\" tutur Nanang. Meski demikian, angka kasus DBD bisa saja terus meningkat, bila masyarakat tidak gemar melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). \"Harus senantiasa gemar melakukan PHBS. Selain waspada dan memantau adanya genangan air yang memungkinkan adanya jentik nyamuk, juga kita harus gemar melakukan 3M (menguras, mengubur dan menutup),\" tukasnya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: