Tren Menggunakan Sedotan Stainless, Lompatan Besar Selamatkan Lingkungan

Tren Menggunakan Sedotan Stainless, Lompatan Besar Selamatkan Lingkungan

CIREBON-Kerusakan lingkungan akibat sampah plastik, telah mendorong masyarakat untuk lebih peduli pada upaya pelestarian. Salah satunya dengan kampanye stainless straw. Langkah kecil, dengan dampak signifikan menyelamatkan lingkungan. Beberapa banyak sedotan yang digunakan setiap hari? Bagaimana bila itu menumpuk dan mencemari lingkungan? Pada dasarnya, kampanye stainless straw (sedotan stainless steel) adalah upaya menggunakan produk-produk plastik. Sedotan adalah hal paling sepele. Tapi kalau menumpuk, bakal jadi masalah besar untuk lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan sedotan berbahan stainless kini telah diadopsi para pelaku usaha kuliner. Salah satunya Tjemal-tjemil Cafe. Yang sejak Desember mengganti material sedotannya. Manajer Kafe Tjemil-tjemil Silvi mengakui terinspirasi dari peraturan Pemerintah Kota Denpasar. Yang menganjurkan mengganti sedotan berbahan plastik ke stainless, demi membantu mengurangi sampah plastik. \"Awalnya dapat blasting kurangi plastik, jadi tersadar kalau sampah saat ini makin banyak dan dunai semakin rusak,” ujarnya kepada Radar Cirebon. \"\"Awal mengganti sedotan plastik dengan stainless, Silvi mendapatkan banyak respons yang berbeda dari pelanggannya. Ada yang mengapresiasi dan ada juga yang malah minta ganti. Terutama pelanggan yang belum sepenuhnya memahami mengenai anjuran sedotan stainless. “Mereka khawatir, padahal kami membersihkan itu steril. Sesuai ketentuan dalam membersihkan peralatan berbahan stainless,” tuturnya. Selain stainless, Peraturan Walikota Denpasar 36/2018 juga merekomendasikan kotak makanan bagi pelanggan, menggunakan botol minuman pengganti botol kemasan, dan kembali menggunakan pembungkus daun. \"Memang belum semua bisa kami terapkan, namun saat ini kami masih dalam planning bersama staf untuk menjadi kafe yang environment friendly,\" tukasnya. Di Kota Cirebon, aturan tersebut memang tidak ada. Tetapi, bukan berarti menjadi alasan tidak berkontribusi pada upaya penyelamatan lingkungan. Mengingat sampah plastik yang diproduksi setiap harinya begitu besar. Kampanye di media sosial mengenai sedotan stainless ini juga mulai menggugah publik. Wily Asih salah satunya. Ia mulai menyadari pentingnya menjaga lingkungan setelah mengikuti aksi bersih-bersih laut yang dilakukan bersama warga Cirebon beberapa waktu lalu. Dari aksi itu, ia makin menyadari betapa lautan dikotori dengan sampah plastik. Yang salah satunya adalah sedotan. Dari situ, wanita yang bekerja sebagai public relations Metland Hotel ini mulai menggunakan sedotan stainless. \"Awalnya saya prihatin dengan semakin banyaknya sampah plastik. Mungkin ini langkah kecil, tapi kalau dilakukan banyak orang jadi salah satu langkah yang besar,\" paparnya. Hingga saat ini ia selalu membawa stainless straw kemanapun pergi. Saat minum di restauran atau cafe, Wily pun meminta agar tak diberikan sedotan. Ia berharap langkah kecilnya ini bisa dicontoh oleh masyarakat. Tak lupa ia juga membawa sikat pembersih sedotan stainless, agar setelah digunakan bisa langsung dicuci dan dibawa kembali. \"\"Penggunaan sedotan berbahan dasar stainless steel sedang naik daun. Awalnya, penggunaan sedotan stainless steel digunakan sebagai kampanye produk alat makan inovasi untuk mengurangi sampah plastik. drg Wisynu M menyebutkan, beberapa dokter menyarankan penggunaan sedotan untuk pasien yang memiliki gigi sensitif. Hal ini bertujuan agar air yang masuk ke mulut tidak harus menyentuh gigi sehingga gigi sensitif tak terasa. Namun kini, penggunaan sedotan mulai beragam, di berbagai kafe pun sudah mulai disediakan sedotan plastik dan stainless. Beberapa ada yang memilih sedotan plastik karena mereka merasa sedotan stainless merupakan sedotan reusable yang bila digunakan di kafe sudah digunakan oleh banyak orang. Namun, selama rajin membersihkannya, sedotan reusable ini aman dari kuman. Tak hanya dibilas, namun direndam air panas. \"Atau kalau mau lebih steril bisa menggunakan steam heater,\" tuturnya. (red)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: