Diduga Depresi Hidup Sebatangkara, Nenek Ini Pilih Gantung Diri

Diduga Depresi Hidup Sebatangkara, Nenek Ini Pilih Gantung Diri

CIREBON-Hidup sebatangkara, nenek asal Blok Sempangan RT 04 RW 02, Desa Karangreja, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon mengakhiri hidupnya dengan gantung diri (gandir) di kamar. Nenek bernama Kemi (78) itu mengakhiri hidupnya diduga karena depresi dengan sering sakit-sakitan dan tidak mempunyai suami serta anak. Berdasarkan informasi yang dihimpun, korban diketahui meninggal dunia dalam kondisi gantung diri, ditemukan pertama kali oleh Kawiso (45), Minggu (3/2), sekitar pukul 08.00. Kawiso merasa curiga terhadap korban yang tidak seperti biasanya, yakni, keluar rumah pada pagi hari. Karena sang nenek tidak keluar-keluar, Kawiso mencoba memanggil korban. Namun, tidak kunjung menjawab. \"Awalnya saya lihat pintu masih tertutup. Korban juga belum terlihat keluar rumah,\" ujar Kawiso kepada petugas di lokasi kejadian. Karena kecurigaannya, Kawiso meminta bantuan Saeful dan Lani untuk mendobrak pintu rumah korban. Sontak, saat berhasil masuk rumah, mereka melihat Kemi dalam kondisi tergantung pada tali tambang warna biru yang terlilit pada leher. Tambang itu diikatkan pada kayu atap rumah. Para saksi yang melihat, langsung melaporkan kejadian tersebut ke aparat desa setempat dan anggota Polsek Kapetakan. Mendapati laporan dari masyarakat, anggota Polsek Kapetakan langsung menghubungi tim identifikasi Polres Cirebon Kota dan melakukan olah TKP di lokasi kejadian dengan memintai keterangan saksi, serta memeriksa tubuh korban yang masih dalam kondisi tergantung. Pada tubuh korban, telinganya mengeluarkan darah yang sudah mengering hingga ke dada korban. \"Korban sudah di bawah ke RSUD Gunungjati untuk dilakukan visum. Menurut keterangan saksi, korban selama hidupnya belum pernah menikah dan hidup sendirian di rumahnya. Sehari-hari korban di kasih makan oleh saudara dan keponakannya. Penyebabnya diduga depresi sering sakit-sakitan dan tidak mempunyai anak serta suami,\" kata Kapolsek Kapetakan AKP Bambang. Sementara itu, jenazah korban saat ini sudah diurus oleh pihak keluarganya. Pihak keluarga menolak untuk dilakukan optopsi, sehingga, korban dimakamkan di pemakaman umum desa setempat. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: