Gerakan Literasi Marak, kenapa Minat Baca Dibilang Rendah?

Gerakan Literasi Marak, kenapa Minat Baca Dibilang Rendah?

CIREBON-Di tengah maraknya gerakan literasi, terselip satu keprihatinan. Indonesia ditempatkan pada posisi 62 dari 72 negara. Dengan minat baca terendah. Benarkah demikian? Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah terus menggelorakan gerakan literasi. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga bertekad mewujudkan 600 titik akses untuk masyarakat membaca. Lokasinya tersebar. Terminal, taman, fasilitas ibadah. Di mana saja. Barangkali, apa yang dilakukan gubernur ada benarnya. Mendekatkan akses bacaan kepada masyarakat. Karena masalah minat baca ini kompleks. Bukan sekadar minatnya yang rendah. Justru pertanyaannya perlu dibalik. Bagaimana akses mendapatkan buku? Apakah tersedia bahan bacaan yang tepat? Dari data yang dihimpum Radar Cirebon, mendekatkan akses kepada masyarakat agaknya bisa jadi solusi. Mengingat di mana program ini berjalan. Peminatnya juga tidak sedikit. Untuk tingkat sekolah dasar, sedikitnya 215 siswa dari 24 sekolah mengikuti kegiatan literasi. Mereka dibimbing 31 guru. Sedangkan untuk tingkat SMP tercatat 187 siswa yang aktif dari 16 sekolah. Mereka dibimbing 33 guru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: