Pengeroyokan hingga Korban Tewas Diawali Aksi di Wilayah Drajat

Pengeroyokan hingga Korban Tewas Diawali Aksi di Wilayah Drajat

CIREBON - Sebagian pelaku penganiayaan terhadap Andri (25) warga RT 03 RW 02 Blok Bulak, Banjarwangunan, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, saat ini sudah diamankan Satreskrim Polres Cirebon Kota. Hal tersebut disampaikan WD, salah satu perwakilan pemuda Kp Cantilan, Kelurahan Jagasatru, saat berkunjung ke Radar Cirebon, Selasa (11/2).

WD meminta nama aslinya tidak disebutkan di media. Ia lalu mencoba menjelaskan jalannya peristiwa tersebut.

“Aksi massa tersebut terjadi karena ada korban dari pihak warga kami yang dibacok-bacok. Yang ingin saya sampaikan, awalnya dua warga kami dibacok. Saya meluruskan itu dulu,” ujarnya.

Menurutnya, aksi massa pada Minggu dini hari (10/2) tersebut dipicu insiden keributan yang terjadi di sekitar SPBU Drajat. Saat itu warganya yang baru keluar dari SPBU diserang sekitar lima orang tak dikenal. Satu di antaranya diduga Andri, yang kemudian menjadi korban amuk massa. “Jadi bukan dikeroyok geng motor,” cerita WD.

Di lokasi itu, berdasarkan keterangan dari warganya, para pelaku melakukan penyerangan hingga menyebabkan dua warga Cantilan, Ega dan Amat, harus dirawat intensif di RSD Gunung Jati. “Jadi ada warga Cantilan diserang saat keluar dari SPBU. Dua orang terluka kena sabetan senjata tajam. Warga sekitar pun bereaksi dan akhirnya bersama warga Cantilan lainnya berhasil mengamankan Andri,” imbuhnya.

Oleh beberapa warga Cantilan, Andri selanjutnya dibawa ke perempatan Sucimanah menggunakan sepeda motor untuk diinterogasi. “Jadi tidak ada perencanaan. Semua spontan. Awalnya mungkin warga Cantilan ingin interogasi. Tapi respons warga ternyata di luar prediksi. Warga terpancing emosi begitu melihat dua warga Cantilan dibacok. Akhirnya terjadilah aksi massa tersebut,” jelasnya.

Namun demikian, ia berharap masyarakat dan kepolisian tidak hanya melihat insiden tersebut dari satu sisi saja. Warga Cantilan, menurut dia, berharap polisi juga mengamankan para pelaku penyerangan di sekitar SPBU Drajat yang mengakibatkan dua warga mereka dirawat di RSD Gunung Jati.

“Saya tidak membela warga saya yang saat ini diamankan. Tapi mohon masalah ini dilihat secara proporsional. Warga kami juga ada yang jadi korban. Itu yang kemudian memicu aksi massa. Tangkap juga para pelaku insiden di SPBU, biar tidak ada korban lain di kemudian hari,” ungkapnya.

Sebelumnya, versi keluarga Andri, seperti disampaikan Kaeni (34), sang adik menjadi korban pengeroyokan oleh puluhan orang. Andri menjadi menjadi bulan-bulanan massa, sementara rekan-rekannya kabur menyelamatkan diri.

“Adik saya tidak sendiri. Dia juga sama teman-temannya, tapi teman-temannya pada kabur karena jumlah pelaku sangat banyak. Kalau cerita dari orang-orang sih ada yang bawa kayu, batu, dan ada yang bawa pedang juga. Kepala adik saya dihajar pakai tangan kosong, batu, kayu dan kepalanya dihajarkan ke beton. Sempat ada yang mau nolong tapi katanya diancam pakai parang sama pelaku. Adik saya meninggal di lokasi kejadian. Setelah adik saya tak beregerak, baru para pelaku baru melarikan diri,” kata Kaeni.

Mustirah (55), ibu korban, meminta kepada pihak kepolisian agar para pelaku pembunuhan terhadap anaknya tersebut dihukum setimpal. “Kalau bisa nyawa dibalas nyawa. Hukumannya harus hukuman mati. Saya sedih, sudah gak ada bapaknya, anaknya masih kecil. Dia anak baik, tidak macem-macem. Semua pelaku harus ditangkap biar tidak ada yang jadi korban lagi,” ungkapnya.

Sementara itu, hingga kemarin pihak kepolisian masih terus mendalami kejadian ini. Para pelaku pengeroyokan terhadap Andri masih terus diburu.

“Ada dua lagi yang diamankan,” terang sumber Radar Cirebon di kepolisian, kemarin. Dengan demikian, sedikitnya sudah ada 4 terduga pelaku yang diamankan. Sebelumnya polisi juga mengamankan seorang perempuan tapi dibebaskan dan hanya dijadikan sebagai saksi. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: